Polisi Lakukan Otopsi Jasad Pria Berbaju Ormas yang Tewas di Pos Jaga SAR BPBD Wilayah Anyer, Belakang Hotel Marbella
Petugas kepolisian bersama tim dokter melakukan otopsi jasad korban pembunuhan/ Foto: Dok Polda Banten

Bagikan:

Cilegon - Tim Forensik kedokteran Biddokes Polda Banten melaksanakan otopsi terhadap jenazah yang berinisial JA yang diduga korban tindak pidana pembunuhan pada Minggu 10 Oktober. 

Otopsi jenazah dilaksanakan di RSUD Panggung Rawi kota Cilegon yang dimulai pukul 16.30 WIB sampai dengan 21.30 WIB. 

Tim forensik Biddokes Polda Banten dalam kegiatan otopsi dipimpin oleh dr. Donald, bersama Tim Forensik RSUD Panggung Rawi Cilegon, RSUD Berkah, RSDP Serang dan Tim Inafis Polres Cilegon. 

"Ya, kami dan tim telah melaksanakan otopsi terhadap jenazah yang diduga korban tindak pidana pembunuhan di RSUD Panggung Rawi Cilegon," ujar dr. Donald, melalui keterangan yang diterima, Senin 11 Oktober. 

Petugas kepolisian bersama tim dokter melakukan otopsi jasad korban pembunuhan/ Foto: Dok Polda Banten

Pemeriksaan otopsi terhadap jenazah diduga korban pembunuhan tersebut berlangsung selama 6 jam dan berjalan dengan baik dan lancar sebagaimana penjelasan dr. Donald selaku ketua tim forensik Biddokkes Polda Banten. 

"Alhamdulillah kegiatan tersebut berjalan dengan lancar dan  tercipta sinergitas antara dokter forensik dengan pihak penyidik dalam mencari sebab kematian," tutup dr. Donald. 

Kabid Humas Polda Banten AKBP Shinto Silitonga menambahkan, sebagaimana diketahui bahwa Polres Cilegon saat ini sedang fokus melakukan penyidikan terhadap tindak pidana pembunuhan yang terjadi di Pos Jaga SAR BPBD wilayah Anyer Cinangka Desa Bandulu Kec. Cinangka, belakang Hotel Marbela, pada Minggu 10 Oktober, sekitar pukul 01.00 WIB, dini hari. 

Otopsi yang dilakukan tim dokter merupakan salah satu strategi penyidikan berbasis ilmiah atau criminal scientific investigation untuk mendapatkan informasi penting dalam mengusut sebuah kasus pembunuhan. 

"Dengan otopsi ini maka secara ilmiah akan didapat informasi penting tentang waktu kematian, sebab kematian dan informasi penting lainnya," pungkas Shinto Silitonga.