Bagikan:

CILEGON - Polres Cilegon Polda Banten melakukan penyidikan kasus pembunuhan berencana dengan korban JA (45) di Pos Jaga SAR BPBD Wilayah Anyer-Cinangka, Kecamatan Anyer Kabupaten Serang, Minggu 10 Oktober.

"Setelah mendapatkan informasi dari masyarakat yang melapor, selanjutnya Satuan Reskrim Polres Cilegon turun langsung melakukan penyidikan dan pemeriksaan terhadap saksi yang berada di sekitar TKP, "Kata Kabid Humas Polda Banten Akbp Shinto Silitonga, Senin 11 Oktober.

Shinto Silitonga menjelaskan Kejadian bermula korban sedang tidur pelaku berdiri didekat korban kemudian pelaku langsung menusuk korban dengan sebilah pisau sebanyak 1 kali di bagian ulu hati (antara perut dan dada). 

Pria-pakai-baju-ormas-pemuda-pancasila-tewas-ditusuk-saat-tidur.cropped_1633935249.jpeg

Selanjutnya, lanjut Shinto, korban terbangun dan langsung berdiri sambil memegang luka tusukan yang mengeluarkan darah, para saksi terbangun dan melihat kondisi korban serta melihat pelaku yang masih menodongkan pisau kearah korban dan para saksi. 

“Pelaku kabur dengan membawa sajam yang digunakan untuk menusuk korban, lalu korban dilarikan ke klinik Karang Bolong-Cinangka, sesampainya di klinik korban dinyatakan meninggal dunia.” terang Shinto.

Shinto Silitonga menjelaskan tim penyidik telah melaksanakan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan dari hasil olah TKP tersebut menemukan beberapa petunjuk untuk mencari dan menemukan pelaku.

"Selanjutnya dilakukan otopsi terhadap korban pada hari Minggu (10 Oktober) oleh tim forensik Biddokkes Polda Banten, yang di pimpin oleh dr. Donald Sp. FM, MH.Kes, guna mendapat informasi tentang sebab kematian dan waktu kematian serta informasi penting lainnya, yang akan keluar hasilnya beberapa hari yang akan datang," papar Shinto Silitonga.

Shinto juga mengatakan, penyidik fokus untuk melakukan pengungkapan terhadap kasus pembunuhan ini dengan mengedepankan scientific crime investigation.

"Untuk identitas pelaku juga sudah dikantongi, mudah-mudahan dalam waktu dekat dapat segera dilakukan penangkapan," Ujar Shinto Silitonga.