Bagikan:

JAKARTA - Sebuah kebocoran besar dokumen keuangan diterbitkan oleh beberapa kantor berita besar pada Hari Minggu, yang diduga terkait sejumlah pemimpin dunia yang menyimpan kekayaan rahasia.

Bocoran dari 11,9 juta catatan, berjumlah sekitar 2,94 terabyte data, terjadi lima tahun setelah kebocoran yang dikenal sebagai 'Panama Papers', mengungkap bagaimana uang disembunyikan oleh orang kaya dengan cara yang tidak dapat dideteksi oleh lembaga penegak hukum.

Mengutip Reuters 4 Oktober, The International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ), jaringan wartawan dan organisasi media yang berbasis di Washington DC mengatakan, file tersebut terkait dengan sekitar 35 pemimpin nasional dan mantan dan lebih dari 330 politisi dan pejabat publik di 91 negara dan wilayah.

Tidak disebutkan bagaimana file tersebut diperoleh, dan Reuters tidak dapat secara independen memverifikasi tuduhan atau dokumen yang dirinci oleh konsorsium.

Raja Yordania Abdullah, sekutu dekat Amerika Serikat, diduga telah menggunakan rekening luar negeri untuk menghabiskan lebih dari 100 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk membeli rumah-rumah mewah di Inggris dan AS.

DLA Piper, sebuah kantor hukum London yang mewakili Abdullah, mengatakan kepada konsorsium media, bahwa dia "tidak pernah menyalahgunakan uang publik atau menggunakan apa pun dari hasil bantuan atau bantuan yang dimaksudkan untuk kepentingan umum."

ilustrasi dokumen
Ilustrasi dokumen. (Unsplash/Wesley Tingey)

The Washington Post, yang merupakan bagian dari konsorsium, juga melaporkan kasus Svetlana Krivonogikh, seorang wanita Rusia yang dikatakan menjadi pemilik apartemen Monaco melalui sebuah perusahaan lepas pantai yang didirikan di pulau Karibia Tortola pada April 2003.

Hanya beberapa minggu setelahnya, dia melahirkan seorang anak perempuan. Pada saat itu, dia berada dalam hubungan rahasia selama bertahun-tahun dengan Presiden Putin, kata surat kabar itu, mengutip outlet investigasi Rusia Proekt.

The Post mengatakan Krivonogikh, putrinya, yang sekarang berusia 18 tahun, dan Kremlin tidak menanggapi permintaan komentar.

Beberapa hari menjelang pemilihan parlemen 8-9 Oktober di Republik Ceko, dokumen-dokumen itu diduga mengatkan perdana menteri negara itu, Babis, dengan sebuah perkebunan rahasia senilai $22 juta di sebuah desa di puncak bukit dekat Cannes, Prancis.

Berbicara dalam debat televisi pada hari Minggu, Babis membantah melakukan kesalahan.

"Uang itu meninggalkan bank Ceko, dikenakan pajak, itu uang saya, dan dikembalikan ke bank Ceko," kata Babis.

Sementara mengutip CNA, apa yang disebut investigasi Pandora Papers, melibatkan sekitar 600 jurnalis dari berbagai media termasuk The Washington Post, BBC dan The Guardian, didasarkan pada kebocoran sekitar 11,9 juta dokumen dari 14 perusahaan jasa keuangan di seluruh dunia. Keempat belas perusahaan tersebut merupakan perusahaan cangkan di negara suaka pajak.

ilustrasi dokumen
Ilustrasi dokumen. (Pexels/Svetlana Krivonogikh)

Secara total, ICIJ menemukan hubungan antara hampir 1.000 perusahaan di surga lepas pantai dan 336 politisi tingkat tinggi dan pejabat publik, termasuk lebih dari selusin kepala negara dan pemerintahan, pemimpin negara, menteri kabinet, duta besar dan lain-lain. Lebih dari dua pertiga perusahaan didirikan di Kepulauan Virgin Britania Raya.

"Saya kira itu sebagian besar menunjukkan bahwa orang-orang yang dapat mengakhiri kerahasiaan lepas pantai, dapat mengakhiri apa yang terjadi, mendapatkan keuntungan darinya sendiri," kata direktur ICIJ Gerard Ryle dalam sebuah video yang menyertai penyelidikan. "Kami melihat triliunan dolar."

Bagi Maira Martini, seorang ahli kebijakan di Transparency International, penyelidikan terbaru sekali lagi menawarkan "bukti yang jelas tentang bagaimana industri lepas pantai mendorong korupsi dan kejahatan keuangan, sambil menghalangi keadilan."

"Model bisnis ini tidak bisa berjalan terus," katanya.

Selain nama-nama yang disebutkan di atas, ada juga nama mantan perdana menteri Inggris Tony Blair, yang kritis terhadap celah pajak, terbukti secara hukum menghindari membayar bea materai atas properti jutaan pound di London, ketika dia dan istrinya Cherie membeli perusahaan lepas pantai yang memilikinya.

Kemudian, ada pula anggota lingkaran dalam Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, termasuk menteri kabinet dan keluarga mereka, dikatakan diam-diam memiliki perusahaan dan perwalian yang memegang jutaan dolar. Dalam serangkaian tweet, Khan bersumpah untuk "mengambil tindakan yang tepat" jika ada kesalahan yang dilakukan oleh warga Pakistan.

ilustrasi dokumen
Ilustrasi dokumen. (Unsplash/Arisa Chattasa)

Nama yang disebut yakni Presiden Kenya Uhuru Kenyatta, yang telah berkampanye melawan korupsi dan untuk transparansi keuangan, dituduh bersama dengan beberapa anggota keluarga secara diam-diam memiliki jaringan perusahaan lepas pantai.

Selain politisi, tokoh masyarakat yang diekspos termasuk penyanyi Kolombia Shakira, supermodel Jerman Claudia Schiffer dan legenda kriket India Sachin Tendulkar. Perwakilan dari ketiganya mengatakan kepada ICIJ bahwa investasi itu sah dan ditolak untuk penghindaran pajak.

Untuk diketahui, The Pandora Papers adalah yang terbaru dari serangkaian kebocoran dokumen keuangan ICIJ massal, dari LuxLeaks pada tahun 2014, hingga Panama Papers 2016, yang memicu pengunduran diri perdana menteri Islandia dan membuka jalan bagi pemimpin Pakistan untuk digulingkan. Mereka diikuti oleh Paradise Papers pada 2017 dan file FinCen pada 2020.

Dokumen di balik penyelidikan terbaru diambil dari perusahaan jasa keuangan di berbagai negara, termasuk Kepulauan Virgin Britania Raya, Panama, Belize, Siprus, Uni Emirat Arab, Singapura hingga Swiss.