Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri negara bagian terpadat di Australia, New South Wales, Gladys Berejiklian, secara mengejutkan mengumumkan pengunduran dirinya, setelah pengawas korupsi menyebut sedang menyelidiki apakah dia terlibat dalam perilaku yang 'merupakan atau melibatkan pelanggaran kepercayaan publik'.

Pengunduran diri Berejiklian terjadi ketika negara bagian itu memerangi wabah COVID-19 terbesar di negara itu, tengah bersiap untuk mulai mengakhiri penguncian selama berbulan-bulan ketika Australia berencana untuk membuka kembali perbatasan internasional pada November.

Berejiklian mengatakan, masalah yang sedang diselidiki adalah masalah masa lalu, tetapi dia merasa harus mengundurkan diri karena kerangka waktu yang lama, kemungkinan akan terlibat dalam penyelidikan. Sementara menurutnya, penanganan pandemi virus corona di negara bagian tersebut membutuhkan kepastian dan kepemimpinan

"Saya menyatakan dengan tegas, bahwa saya selalu bertindak dengan integritas tertinggi," katanya pada konferensi pers, mengutip Reuters 1 Oktober.

Komisi Independen Melawan Korupsi (ICAC) New South Wales dalam sebuah pernyatan di webnya mengatakan, mereka akan mengadakan dengar pendapat publik lebih lanjut sebagai bagian dari penyelidikan yang sedang berlangsung, Operasi Keppel, pada 18 Oktober.

gladys berejiklian
Gladys Berejiklian saat menerima vaksin COVID-19. (Twitter/@GladysB)

Investigasi itu telah mendengar Berejiklian pernah menjalin hubungan rahasia dengan seorang legislator negara bagian, yang tengah menjadi fokus penyelidikan korupsi.

"Pengunduran diri saya sebagai perdana menteri tidak dapat terjadi pada waktu yang lebih buruk, tetapi waktunya benar-benar di luar kendali saya, karena ICAC telah memilih untuk mengambil tindakan ini selama minggu-minggu yang paling menantang, masa-masa paling menantang dalam sejarah negara bagian," sambungnya.

Berejiklian, yang menjadi perdana menteri pada tahun 2017, hampir setiap hari memberikan perkembangan informasi seputar infeksi COVID-19, sejak varian Delta mewabah di negara bagian tersebut Juni lalu.

Dalam seminggu terakhir, penghitungan infeksi harian mulai turun ketika negara bagian itu mendekati target vaksinasi 70 persen, dan kebebasan bergerak yang lebih besar diharapkan akan diberikan pada pertengahan Oktober.

New South Wales dengan ibu kota Sydney mencatat 864 kasus infeksi baru pada Hari Jumat dan 15 kematian, namun para pejabat telah memperingatkan rumah sakit akan menghadapi puncak pasien sakit sepanjang Oktober.

Berejiklian mengatakan, dia telah memberi tahu para menteri di pemerintahannya, jika mereka menjadi subjek penyelidikan integritas, mereka harus menyingkir sampai nama mereka dibersihkan. Tetapi dalam kasusnya, sebagai perdana menteri, ini bukan pilihan. Dia akan meninggalkan parlemen segera setelah pemilihan sela dapat berlangsung.

Berejiklian memberikan bukti pada sidang ICAC 12 bulan lalu, dan membantah melakukan kesalahan.

ICAC pada Hari Jumat mengatakan, ruang lingkup penyelidikannya telah diperluas dan mencakup apakah antara 2012 dan 2018 Berejiklian "terlibat dalam perilaku yang merupakan atau melibatkan pelanggaran kepercayaan publik. Dengan menjalankan fungsi publik dalam keadaan di mana dia berada dalam posisi konflik antara tugas publiknya, dengan kepentingan pribadinya karena ia menjalin hubungan pribadi dengan anggota parlemen New South Wales saat itu, Daryl Maguire.

Pelanggaran potensial melibatkan dana hibah yang dijanjikan kepada organisasi masyarakat di daerah pemilihan Maguire, di Wagga Wagga.

Maguire mengatakan dalam penyelidikan luas yang sama tahun lalu, dia telah menerima amplop penuh uang tunai ribuan dolar di kantor parlemennya, sebagai bagian dari skema bagi warga negara China untuk mendapatkan visa secara tidak sah, dan juga mencoba menghasilkan uang dari posisinya sebagai ketua Kelompok Persahabatan Asia Pasifik parlemen, dengan mempromosikan serangkaian kesepakatan bisnis Cina di kepulauan Pasifik.

Untuk diketahui, Berejiklian menjadi perdana menteri New South Wales, Australia kedua yang mengundurkan diri karena penyelidikan ICAC. Sebelumnya, ada Barry O'Farrell yang berhenti pada tahun 2014, setelah memberikan bukti di mana dia lupa memberi tahu komisi, jika dirinya menerima hadiah sebotol anggur Grange seharga 3.000 dolar Amerika Serikat.