Bagikan:

JAKARTA-Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menyerang Joe Biden, rivalnya dalam pemilihan presiden. Trump sampai mengatakan jika Biden terpilih, agama akan hilang. Serangan Trump terlontar setelah jajak pendapat akhir pekan menunjukkan kekecewaan pemilih terhadap Trump terutama dalam penanganan pandemi virus corona. 

Dalam sebuah wawancara yang dikutip South China Morning Post, Trump menyebut bahwa pesaingnya, Biden tidak kompeten untuk memimpin AS. "Saya katakan dia tidak kompeten untuk menjadi presiden," ujar Trump.

Alasan Trump menyebut demikian diantaranya karena menilai peran Biden tak menonjol dalam melawan pandemi COVID-19. Selain itu ia juga berulang kali mempertanyakan ketajaman mental Biden. 

Sementara itu Trump juga mengatakan bahwa Demokrat ingin "menggunduli polisi" dan berkeras bahwa bahasan tersebut ada dalam dokumen kebijakan Biden. Namun Trump enggan menunjukkan dokumen tersebut.

Selain menyoroti soal kebijakan, Trump juga membawa isu agama dalam serangannya itu. Ia mengatakan agama akan hilang apabila Biden memegang tampuk kekuasaan. Hal itu merujuk pada pejabat Demokrat yang melarang layanan gereja besar untuk menahan penyebaran virus corona baru.

Masyarakat meragukan Trump

Serangan-serangan Trump terlontar setelah hasil jajak pendapat pekan lalu menunjukkan ada keraguan masyarakat dalam kepemimpinan Trump, utamanya soal penanganan pandemi COVID-19. Kebalikannya, dukungan terhadap pesaing Trump, Biden justru meningkat. 

Jajak pendapat yang dilakukan oleh Fox tersebut menunjukkan Biden memiliki keunggulan yang substansial atas Trump. Tidak cuma soal mengelola pandemi, namun juga dalam mengatasi kerusuhan rasial bahkan penanganan ekonomi. 

Senada dengan itu, jajak pendapat Washington Post-ABC News soal tingkat dukungan masyarakat juga menunjukkan, Biden memimpin di atas Trump secara nasional dengan selisih 15 poin. Menanggapi hasil survei tersebut, Trump mengatakan bahwa jajak pendapat seperti itu palsu. Ia malah merujuk hasil survei Gedung Putih yang menunjukkan dirinya menang secara nasional. 

Seperti diketahui, saat ini pemerintahan Donald Trump memang tengah menghadapi banyak persoalan. Mulai dari meroketnya jumlah kasus COVID-19, kerusuhan rasial dan permasalah ekonomi.