Bagikan:

JAKARTA - Duta Besar Meksiko untuk Amerika Serikat (AS) Martha Barcena mengatakan bahwa Joe Biden adalah 'calon' Presiden terpilih AS. Padahal sejauh ini Presiden Meksiko Andres Manuel Lopes Obrador menahan diri untuk tidak memberi selamat kepada Joe Biden sebelum benar-benar ditetapkan secara resmi.

Pernyataan Bercena mengindikasikan adanya sedikit pergeseran posisi setelah Pemerintah Meksiko mengatakan terlalu dini untuk mengakui pemenang Pemilihan Presiden (Pilpres) AS. Mengutip Reuters, Rabu 11 November, Martha Barcena mempublikasikan serangkaian poin pembicaraan lewat Twitter berjudul 'Posisi Pemerintah Meksiko' yang berisi istilah baru. 

"Posisi berprinsip ini menggarisbawahi penghormatan terhadap sistem dan institusi politik AS dan untuk Partai Demokrat dan Republik serta untuk Presiden Donald Trump dan calon presiden terpilih Joseph Biden," kata Barcena. 

“Meksiko siap untuk terlibat dalam semangat konstruktif dengan pemerintahan AS di masa depan, berdasarkan pada ikatan persahabatan dan ketetanggaan abadi yang mengikat kedua negara kita.”

Joe Biden, kandidat presiden dari Partai Demokrat mengamankan kursi kepresidenan dengan memenangkan Pennsylvania pada Sabtu 7 November. Tetapi kandidat presiden dari Partai Republik Donald Trump sejauh ini menolak untuk menyerah.

Trump bahkan mengejar tuntutan hukum di beberapa negara bagian dalam upaya untuk mempertahankan kekuasaan dengan mengatakan bahwa surat suara yang diraih Biden ilegal. Pejabat negara bagian mengatakan tidak ada kejanggalan yang signifikan dalam Pemilu AS yang berlangsung pada 3 November.

Beda sikap

Sementara itu Kementerian Luar Negeri Meksiko tidak memberikan komentar khusus atas pernyataan duta besar tersebut. Seorang pejabat kementerian mengatakan bahwa pernyataan itu dikeluarkan oleh kedutaan.

Sejauh ini, Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador menahan diri untuk tidak memberi selamat kepada Joe Biden. Bahkan ketika para pemimpin pemerintah di banyak negara mengirimkan harapan terbaik mereka ketika Joe Biden terpilih.

Lopez Obrador telah menegaskan kembali bahwa dia tidak akan mengakui pemenang pemilihan sampai sengketa hukum diselesaikan, tetapi mengatakan dia "tidak memiliki masalah" dengan Biden.

Presiden Meksiko mengaitkan kehati-hatiannya dengan tuduhan penipuannya dalam dua pilpres di negaranya pada 2006 dan 2012, sebelum akhirnya ia kembali untuk ketiga kalinya pada 2018. Para pejabat Meksiko mengatakan keputusan itu lahir dari keinginan untuk tidak memprovokasi Trump saat dia masih di Gedung Putih. Di bawah Trump, Meksiko harus memenuhi tuntutan untuk membendung migran ilegal atau menghadapi tarif perdagangan dari AS.