Bagikan:

JAKARTA – Gubernur Gorontalo Rusli Habibie secara khusus meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan evaluasi terhadap cara kerja Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini dalam menjalankan tugas.

Hal tersebut disampaikan Rusli pasca insiden pengusiran salah satu staf Provinsi Gorontalo saat menggelar rapat bersama Mensos pada tengah pekan ini.

“Saya minta agar Pak Presiden, Pak Wapres, Pak Setneg untuk mengevaluasi (kerja Mensos Risma),” katanya kepada awak media seperti yang dikutip pada Sabtu, 2 Oktober.

Pernyataan tersebut dilontarkan Rusli karena merasa tidak terima atas sikap yang ditunjukan Risma dengan menunjuk-nunjuk dada salah satu staf PKH Pemprov Gorontalo sembari memintanya keluar.

Adapun, emosi Risma memuncak lantaran menganggap adanya penghapusan data penerima bansos tertentu di Provinsi Gorotalo yang seharusnya tidak dihapus menurut data di pemerintah pusat.

“Kalau memang salah harusnya dibetulkan, diarahkan, bukan berdiri dan menunjuk lalu disuruh keluar. Inikan sikap yang sangat disayangkan dari seorang menteri,” kata Rusli.

Atas kejadian tersebut Rusli lantas merasa perlu meminta Presiden selaku atasan langsung Mensos Risma untuk mengambil tindakan. Dia menilai kejadian ini tidak boleh terulang karena dianggap berpotensi menimbulkan efek yang kurang baik di masa mendatang.

”Saya mengharapkan agar tidak terjadi lagi. Saya takutnya ada perlawanan dari masyarakat,” tegas Rusli.

Sebelumnya pada pertengahan Juli lalu, Mensos Risma juga sempat marah-marah kepada pegawai Kementerian Sosial yang bekerja di Balai Wyata Guna Bandung. Sikap emosional itu terjadi karena Risma merasa kunjungan kerjanya murni untuk memantau dan membantu masyarakat yang sedang kesulitan akibat PPKM.

Akan tetapi saat tiba di lokasi, dirinya terkejut bahwa telah disiapkan sambutan organ tunggal oleh panitia setempat.

“Rakyat lagi susah, semua lagi susah tapi teman-teman kayak priyayi semua,” kata mantan Wali Kota Surabaya itu saat meluapkan kekesalannya.