'Mungkin Bu Risma Lagai Capek, Jadi Bisa Kesal', Kata Gubernur Rusli ke Petugas PKH yang Dimaki Mensos
Tangkap Layar YouTube

Bagikan:

JAKARTA - Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie mengundang pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Fajar Sidik Napu ke rumah pribadinya. Rusli meminta Fajar bisa memaafkan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini yang pekan lalu videonya viral memarahinya.

Fajar diundang datang oleh Rusli ke rumahnya di Kelurahan Moodu Kota Gorontalo, Minggu 3 Oktober kemarin. Di sana, Rusli mendengarkan lagi cerita dari versi Fajar yang menjadi korban aksi marah marah Risma. Rusli memberi semangat Fajar dan para pendamping PKH agar tetap tulus dan ikhlas bekerja mendampingi warga.

"Jadi pak Fajar, mungkin ibu menteri saat itu lagi capek jadi bisa kesal. Saya minta maafkan ibu menteri dan memaafkan saya juga, Ini hanya miskomunikasi antara kita,” kata Gubernur Rusli dikutip dari laman resmi Pemprov Gorontalo, Senin 4 Oktober.

Rusli mengaku sudah menerima WhatsApp pribadi dari Mensos Risma. Pesan itu dikirim ke istrinya Idah Syahidah yang juga sebagai anggota Komisi VIII DPR RI.

"Sebagai gubernur juga saya meminta maaf kepada Ibu Menteri jika ada kalimat, sikap saya yang menyinggung ibu menteri untuk mohon dimaafkan," kata Rusli merendah.

Aksi Risma marah-marah terekam dalam video yang akhirnya beredar luas di media sosial. Tampak dalam video, awalnya seorang pria berdiri di sisi depan sebelah kanan Risma sedang berbicara sambil sesekali memegang handphone. Risma pun sesekali merespons pernyataan pria tersebut.

"Jadi bukan kita cor, ya," kata Risma sambil memegang mik, seperti dalam video.

Namun, mendadak perhatian Risma tertuju pada pria berkemeja merah yang ada di sisi depan sebelah kirinya. Risma lantas berjalan menghampiri pria tersebut sambil marah dan menunjuk menggunakan benda seperti pulpen.

"Tak tembak kamu ya, kamu tak tembak, ya," ucap Risma kepada pria yang mengenakan kemeja merah.

Tidak jelas alasan Risma tiba-tiba bersikap demikian. Akan tetapi, ketika Risma berjalan, pria berkemeja merah yang awalnya duduk itu berdiri.

"Tak tembak kamu," tegas Risma sambil kali ini mendorong pria tersebut menggunakan benda seperti pulpen.

Sontak pria yang sebelumnya berdiri ketika dihampiri Risma jadi terduduk seketika akibat dorongan Risma. Suasana rapat pun menjadi hening saat itu.

Risma saat itu masih berdiri di tempat selama beberapa detik sambil memandang ke arah pria berkemeja merah itu. Tak lama kemudian, Risma akhirnya kembali ke tempat duduknya.

Lagi-lagi Risma kembali melontarkan nada tinggi. Dia membahas terkait DTKS.

"DTKS, DTKS dicoret. Saya tidak berani nyoret," sebut Risma dengan nada tinggi.