Bagikan:

JAKARTA – Beredar di dunia maya sebuah video rekaman Menteri Sosial Tri Rismaharini tengah marah-marah dalam sebuah rapat dengan menunjuk-nunjuk dada seorang. Belakangan, aksi itu dilakukan Risma ketika menghadiri rapat dengan para pejabat di Gorontalo pada Kamis, 30 September lalu.

Ditengarai, emosi Risma memuncak lantaran seorang pejabat bantuan sosial setempat dinilai tidak cakap dalam menyelaraskan data penerima bansos dengan data yang di ada di pemerintah pusat.

“Itu bukan kita yang coret. Data-data itu sering jadi fitnah, itu saya yang kena kamu tahu enggak,” kata Mensos Risma saat meluapkan kemarahannya.

Sontak suasana menjadi hening seketika tatkala suara mantan Wali Kota Surabaya itu menggelegar ke seluruh penjuru ruangan.

“Saya tidak pernah mencoret (data penerima bansos), malah semua daerah kita tambah,” sambung Risma.

Atas kejadian itu, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie pun angkat bicara. Kebetulan saat itu Rusli tidak berada di tempat karena sedang mendampingi Menko Airlangga Hartarto dalam kunjungan kerja ke Kabupaten Boalemo.

Dalam keterangannya, Rusli menyebut jika sosok yang ditunjuk-tunjuk risma merupakan pegawai rendahan yang berada di lingkungan provinsi Gorontalo. Hal tersebut dijelaskan Rusli melalui pernyataannya berikut ini.

“Menunjuk-nunjuk seorang pegawai PKH (Penerima Keluarga Harapan) pegawai rendahan yang mereka hanya mengharapkan beberapa (penghasilan) tiap bulan,” kata dia.

Lebih lanjut, orang nomor satu di Gorontalo itu juga amat menyayangkan sikap yang dipertontonkan oleh Risma di depan umum. Pasalnya, atribut yang disandang Risma sebagai seorang pejabat tinggi negara seharusnya bisa lebih patut dan menjadi contoh kepada bawahannya.

“Terus terang saya sebagai Gubernur sangat-sangat menyayangkan sikap seorang menteri yang kurang patut dipertontonkan kepada rakyat. Ini sangat tidak patut dilakukan seorang ibu yang menjabat Menteri Sosial. Saya melihat videonya tersinggung,” ucap dia.

Rusli bahkan meminta Presiden Joko Widodo sebagai atasan langsung Risma agar mengevaluasi cara kerja anak buahnya tersebut.

“Saya minta Pak Presiden untuk mengevaluasi agar jangan sampai terjadi lagi. Saya takutnya ada perlawanan dari masyarakat,” tegas Rusli.