Temui Petani Penerima KUR, Bos OJK Dapat Masukan: Batasi Impor, Modal Kami Pinjam dari Bank
Ilustrasi. (Foto: Dok. OJK)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso meninjau pelaksanaan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) klaster pertanian padi di Desa Brujul, Kecamatan Jaten, Karanganyar dalam rangka mewujudkan pembentukan ekosistem pertanian serta meningkatkan akses keuangan masyarakat.

Dalam lawatannya, Wimboh mengatakan jika otoritas mendorong perbankan untuk dapat memberikan fasilitas pembiayaan ke klaster pertanian, sehingga dapat memberi nilai tambah bagi petani dan mewujudkan ekosistem yang terkonsolidasi dengan baik.

“Akses keuangan masyarakat kepada pembiayaan formal menjadi hal yang sangat penting demi mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional,” ujarnya dalam keterangan pers, dikutip Jumat, 1 Oktober.

Menurut Wimboh, didukung juga perlu difokuskan pada penguatan ekonomi daerah dengan memperhatikan kekhasan dan komoditas unggulan setempat.

“Kami berharap, ekosistem KUR klaster ini dapat terus tumbuh dan berkembang, sehingga bisa turut andil dalam meningkatkan akses keuangan masyarakat yang dapat mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Wimboh juga melakukan dialog dengan perwakilan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) untuk mendengar langsung perkembangan dan kendala di lapangan pada implementasi kebijakan stimulus yang telah dikeluarkan OJK dan pemerintah.

Dari diskusi yang dibangun terbersit harapan pada petani kepada pemerintah untuk bisa mengeluarkan regulasi yang berpihak pada pelaku lokal.

“Gapoktan menyampaikan harapan untuk dapat memperoleh kestabilan harga serta adanya pembatasan impor beras serta kemudahan untuk mendapatkan akses pembiayaan, khususnya dari perbankan,” kata perwakilan Gapoktan kepada Wimboh.

Sebagai informasi, KUR klaster pertanian ini telah berjalan dan direplikasi di beberapa daerah untuk menciptakan ekosistem yang membantu para petani memperoleh dukungan pembiayaan, pendampingan, dan juga pemasaran atas hasil taninya.

Ekosistem KUR Klaster ini diharapkan dapat membantu para petani yang tergabung dalam 25 Gapoktan untuk terus menjalankan usahanya serta membantu bekerja sama dengan off taker lain dalam memberikan fasilitas untuk mendukung pengolahan hasil padi.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Kementerian Bidang Perekonomian, diketahui bahwa realisasi KUR tahun ini hingga 20 September adalah sebesar Rp183,78 triliun atau setara 64,48 persen dari pagu yang disebar kepada 4,9 juta debitur seluruh Indonesia.