Bagikan:

JAKARTA - Ratusan pelajar melakukan unjuk rasa di luar Groves High School, Oakland, Amerika Serikat (AS) untuk menyerukan pembebasan teman sekelas mereka yang berada di tahanan remaja. Mereka merasa temannya tak pantas mendapat hukuman penjaran, hanya karena tidak bisa menyelesaikan tugas sekolah selama pembelajaran jarak jauh semester terakhir.

Untuk itu, pengunjuk rasa yang awalnya hanya melakukan aksi unjuk rasa di sekolah mereka, kemudian berbaris berjalan menujuk ke Pengadilan Wilayah Oakland dan kantor kejaksaan. Mereka yang berunjuk rasa pun lengkap membawa pesan-pesan berisikan “Bebaskan Grace.”

Para pelajar yang ikut unjuk rasa beranggapan bahwa kinerja akademis Grace tak begitu buruk, mengingat di wilayahnya sedang memberlakukan pembelajaran jarak jauh karena mewabahnya COVID-19. Salah seorang pengunjuk rasa, Prudence Canter pun mengungkap bahwa hal itu merupakan kewajaran.

"Banyak orang kesulitan belajar di semester ini, tidak ada yang punya motivasi untuk melakukan apa pun, karena para guru tidak mengajar secara langsung dan kami semua online. Saya tahu begitu banyak orang yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah mereka, ”kata Canter yang berusia 18 tahun dikutip Channel News Asia. Jumat 17 Juli.

Tak hanya Canter, seorang guru mata pelajaran sosial di Grove, Geoff Wickersham, turut prihatin atas yang terjadi kepada Grace. "Sepertinya hakim atau petugas sosial itu tidak tahu bagaimana nilai dan tanggal jatuh tempo dan hal-hal terstruktur selama penutupan pandemi pada musim semi. Saya pikir ini adalah ketidakadilan yang sangat besar. ”

Kejaksaan menolak berkomentar

Sayangnya, kantor kejaksaan menolak berkomentar. Bahkan, hakim Mary Ellen Brennan, yang menjatuhkan putusan itu tak segera dapat dimintai komentar. Sebelumnya, Otoritas di Oakland County, David Coulter telah memposting pernyataan secara daring pada Selasa, 14 Juli. Dirinya menulis jikalau masalah itu telah dibicarakannya kepada hakim.

"Meskipun ada banyak detail yang tidak dapat dia bagikan dengan saya dan publik untuk melindungi privasi anak di bawah umur dan keluarga mereka. Saya percaya peninjauan kembali kasus ini di pengadilan atau selama proses banding sangat diperlukan," tulis Coulter.

Tak pelak, hal itu turut memancing perkawilan kongres AS, Andy Levin untuk berkomentar terkait penahanan Grace. Dirinya menulis secara daring bahwa anak-anak tak boleh dikurung karena tidak mengerjakan pekerjaan rumah.

“Satu-satunya saksi penuntut tidak mengetahui ketidakmampuan belajar siswa. Saksi yang bisa memberikan pemahaman yang lebih baik tentang situasi, seperti guru siswa, tidak dapat bersaksi, ”tulis Levin.

Berdasarkan laporan, pelajar berusia 15 tahun yang berada di tahanan remaja disinyalir selama masa pembelajaran jarak jauh telah berkelahi dan mencuri dari ibunya. Namun, ProPublica melaporkan Grace memiliki gangguan berupa kesulitan memusatkan perhatian. Yang mana dirinya muda terganggu ketika belajar di rumah akibat pembelajaran jarak jauh.