JAKARTA - Fenomena menggelitik terlihat pada aksi unjukrasa terkait putusan sidang dugaan pelanggaran kode etik Mahkamah Konstitusi (MK) di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat, Selasa, 7 November.
Salah satu remaja peserta aksi unjukrasa asal Bogor tidak membawa poster atau pun spanduk. Meski dirinya mendukung putusan MK, dia justru mengibarkan bendera kuning layaknya ada berita duka atau kematian.
"Bawa bendera kuning karena kemerdekaan sudah mati," ucap Hilmi kepada VOI di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta Pusat.
Pelajar kelas 2 SMK asal Bogor, Jawa Barat ini mengaku sengaja datang dari rumahnya di daerah Leuwiliang ke Jakarta bersama beberapa temannya.
Dia datang ke kawasan Monas dengan menggunakan 4 unit bus yang dicarter oleh panitia.
"Datang dari Bogor ada 4 bus, berbeda sekolah semua. Mau demo, demo MK katanya," katanya.
BACA JUGA:
Hilmi mengaku jika kelompok yang bersamanya tidak saling kenal, karena berasal dari beberapa sekolah dan wilayah rumah yang berbeda.
"Tidak kenal, ini beda - beda sekolah semua. Saya datang ikut demo karena dukung mas Gibran. Mas Gibran karena kasih contoh yang bagus untuk anak muda agar lebih maju," ucapnya.
Sementara hingga pukul 16.30 WIB, ratusan pemuda pendukung putusan MK masih bertahan di kawasan Patung Kuda, Monas, guna menunggu hasil putusan.
"Pas diajak, katanya demo sampai jam 17.00 WIB," tambahnya.