Bagikan:

SURABAYA - Kabupaten/kota di Jawa Timur berstatus level satu COVID-19 terbanyak di Pulau Jawa dan Bali. Berdasarkan asesmen kondisi COVID-19 dari Kemenkes, ada 27 dari 38 daerah di Jatim berstatus level satu, sementara 11 daerah sisanya masuk level dua. 

"Alhamdulillah jumlah daerah di Jatim yang masuk dalam level satu sekarang mencapai 27 kabupaten/kota. Artinya sebanyak 71,05 persen daerah di Jatim berada dalam level satu," kata Gubernur Jati  Khofifah Indar Parawansa, Senin, 27 September. 

Ada pun kabupaten/kota yang masuk dalam level satu, yaitu Kabupaten Tuban, Situbondo, Sidoarjo, Sampang, Ponorogo, Pasuruan, Pamekasan, Pacitan, Ngawi, Magetan, Madiun, Lumajang, Lamongan, Gresik, Kota Pasuruan, Kota Mojokerto, Kota Kediri, Kota Blitar, Kota Batu, Kota Surabaya, Kab. Kediri, Jombang, Jember, Bondowoso, Bojonegoro, Blitar, dan Banyuwangi. 

Sementara untuk level dua menurun dari 13 kabupetan/kota menjadi 11 kabupaten/kota. Dengan demikian sebanyak 28,95 persen kabupaten/kota berada pada level dua. Diantaranya, Kab. Tulungagung, Trenggalek, Sumenep, Probolinggo, Nganjuk, Mojokerto, Malang, Kota Probolinggo, Kota Malang, Kota Madiun, dan Kab. Bangkalan.

Khofifah menyampaikan terima kasih atas kerjasama dan gotong royong dari berbagai elemen strategis masyarakat. Menurut dia, capaian ini bentuk sinergis dan keterlibatan forkopimda, pemkab/pemkot, tenaga kesehatan (nakes) dan semua pihak yang ikut serta mencegah dan mengendalikan penyebaran COVID-19 di Jatim.

"Alhamdulillah, atas ikhtiar kerja sama dan doa kita semua, Provinsi Jatim kembali mendapatkan penambahan pada level satu. Suasana seperti ini patut kita syukuri. Namun mohon tetap waspada dan diikuti dengan disiplin protokol kesehatan (prokes) serta percepatan vaksinasi," katanya. 

Namun Khofifah terus mengajak seluruh masyarakat agar tetap memiliki kewaspadaan berganda, dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan. Ini penting, karena disiplin protokol kesehatan menjadi salah satu kunci, untuk melindungi diri kita dan orang di sekeliling kita dari penularan COVID-19.

"Kita harus tetap waspada karena saat ini beberapa negara tetangga kita sedang berjuang menghadapi gelombang ketiga. Kedisiplinan terhadap prokes dan gotong royong untuk percepatan vaksinasi, Insyaallah mampu mencegah terjadinya gelombang tiga kenaikan COVID-19 di Jawa Timur," ujarnya.