Marak Aksi Penculikan Pelajar dan Anak-anak, Otoritas Nigeria Putus Jaringan Komunikasi
Ilustrasi menara telekomunikasi. (Wikimedia Commons/Jotpe)

Bagikan:

JAKARTA - Pihak berwenang Nigeria memperpanjang pemadaman jariangan komunikasi di Negara Bagian Sokoto, untuk memutus komunikasi sekaligus mengambil tindakan tegas terhadap penculik bersenjata yang marak di wilayah tersebut.

Kelompok bersenjata yang dikenal warga setempat sebagai bandit, kembali gencar beraksi untuk mendapatkan uang dengan meminta tebusan selama setahun terakhir, menculik lebih dari 1.000 pelajar dan anak-anak dari sekolah, rumah sakit, pemukiman dan jalanan.

Geng pria bersenjata yang mencari pembayaran uang tebusan yang menguntungkan, yang dikenal secara lokal sebagai bandit, telah menyebar ke seluruh barat laut Nigeria selama setahun terakhir, menculik lebih dari 1.000 siswa dari sekolah dan mengambil lainnya dari rumah sakit, rumah dan jalan.

Muhammad Bello, penasihat khusus Negara Bagian Sokoto untuk media dan publisitas, mengatakan, gubernur negara bagian bersama dengan Kementerian Komunikasi Nigeria memblokir layanan komunikasi di 14 wilayah pemerintahan daerah.

Negara Bagian Sokoto awal bulan ini menutup beberapa jalan untuk pengendara, menangguhkan perdagangan hewan dan melarang pengangkutan lebih dari tiga orang dengan sepeda motor sebagai bagian dari upaya untuk mengekang pergerakan kawanan bandit, terang Bello.

Pemerintah setempat mengambi langkah-langkah ini, lantaran bertetangga dengan Negara Bagian Zamfara, salah satu negara bagian yang paling parah dilanda gelombang penculikan massal pelajar dari sekolah, oleh gerombolan bandit pencari tebusan dari kamp-kamp terpencil.

Negara Bagian Zamfara adalah yang pertama memberlakukan blokade komunikasi awal bulan ini, dengan para pejabat setempat mengatakan beberapa bandit yang melarikan diri kejaran tentara keamanan, bersembunyi di Sokoto.