AS Kasih Kapal Selam Nuklir, Australia Perluas Akses Pangkalan Udaranya untuk Pesawat Tempur Amerika
Ilustrasi jet tempur FA-18 RAAF di pangkalan udara militer Australia Williamtown di New South Wales,. (Wikimedia Commons/USAF /Tech. Sgt. Oscar M. Sanchez-Alvarez)

Bagikan:

JAKARTA - Australia akan membuka lebar pangkalan udara militernya untuk pesawat-pesawat militer Amerika Serikat, seiring dengan pengumuman kerja sama yang diperluas kedua negara.

Pengumuman ini hanya selang sehari setelah Australia, Amerika Serikat dan Inggris mengumumkan kesepakatan membangun aliansi pertahanan bersama, AUKUS, memberikan Australia teknologi kapal selam nuklir, namun mendapat kecaman dari China dan keberatan dari Prancis.

Berbicara setelah pertemuan antara AS dengan Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton mengatakan kedua pihak akan secara signifikan meningkatkan kerja sama postur kekuatan kami, meningkatkan interoperabilitas dan memperdalam kegiatan aliansi di Indo-Pasifik.

"Ini akan mencakup kerja sama udara yang lebih besar, melalui penyebaran rotasi semua jenis pesawat militer AS ke Australia," kata Dutton dalam konferensi pers bersama di Washington, mengutip Reuters Jumat 17 September

"Kami juga telah membentuk dukungan logistik gabungan dan kemampuan untuk pemeliharaan, untuk mendukung kegiatan kami yang ditingkatkan, termasuk logistik dan kemampuan pemeliharaan untuk kapal selam dan kombatan permukaan kami di Australia," paparnya.

Kesepakatan tersebut juga membatalkan rencana pembangunan armada kapal selam Australia dengan Prancis senilai 40 miliar dolar AS. Dutton mengatakan opsi bertenaga nuklir yang dimiliki Prancis 'tidak lebih unggul' daripada yang dioperasikan oleh Inggris dan Amerika Serikat.

"Pada akhirnya, keputusan yang kami buat didasarkan pada kepentingan terbaik keamanan nasional kami, dan keamanan dan perdamaian di Indo-Pasifik," katanya.

Dutton mengatakan akan ada lebih banyak latihan bilateral dan keterlibatan latihan gabungan yang lebih besar dengan mitra di kawasan itu.

Kapal selam nuklir akan memungkinkan Australia untuk beroperasi di seluruh wilayah dan untuk waktu yang lebih lama daripada yang terlibat dalam kesepakatan Prancis, kata analis militer.

Sementara, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan pertemuan itu telah mendukung "inisiatif postur kekuatan utama yang akan memperluas akses dan kehadiran kami di Australia."

AS, Inggris dan Australia mengatakan pada Hari Rabu mereka akan membangun kemitraan keamanan untuk Indo-Pasifik, membantu Australia memiliki kapal selam bertenaga nuklir, di tengah pesatnya pertumbuhan pengaruh China di kawasan tersebut.

Amerika Serikat dan sekutunya sedang mencari cara untuk melawan kekuatan dan pengaruh China yang semakin besar, khususnya pembangunan militernya, tekanan terhadap Taiwan dan pengerahan di Laut China Selatan yang diperebutkan.