PPKM Dilanjutkan, DPR: Pemerintah Jangan Lengah Deteksi Penyebaran COVID-19 Varian Baru
Ilustrasi (VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah kembali memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2-4 di Jawa Bali hingga 20 September 2021. PPKM di Provinsi Bali kini diturunkan dari level 4 ke level 3. 

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, mengklaim ada perbaikan yang sangat signifikan dari penerapan PPKM di Jawa Bali. Ini terlihat dari kasus positif COVID-19 yang turun hingga 96 persen.

 

Menanggapi hal tersebut, Anggota Fraksi PKS DPR RI Mulyanto, meminta Pemerintah tetap waspada terhadap penyebaran varian baru COVID-19. Menurutnya, pemerintah jangan lengah dan menganggap enteng munculnya varian-varian baru seperti varian Mu, agar tak terjadi lonjakan kasus seperti varian Delta. 

"Kita tidak ingin mengulang kesalahan seperti merebaknya varian delta, yang dianggap remeh sehingga kebobolan. Akibatnya banyak korban berjatuhan dan anggaran besar negara yang terserap," ujar Mulyanto kepada wartawan, Selasa, 14 September. 

Kali ini, sambungnya, Pemerintah harus lebih serius mengantisipasi kemungkinan masuk dan tersebarnya varian baru tersebut. "Jangan sampai rakyat menjadi korban lagi," tegas Mulyanto. 

 

Lebih lanjut, Anggota Komisi VII DPR RI itu menilai, Pemerintah perlu segera melakukan riset secara cermat terhadap karakteristik varian baru COVID-19 agar dapat diketahui dan dibuat skenario aksi pencegahan. Utamanya, pencegahan di pintu-pintu masuk bandara internasional. 

 

"Jangan sampai terlambat atau lolos masuk tanpa terdeteksi," tegasnya.

 

Selain itu, kata Mulyanto, Pemerintah juga harus menugaskan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman dan jaringan laboratoriumnya melakukan penelitian untuk mendeteksi pola penyebaran COVID-19 varian baru ini.

"Selama ini jaringan laboratorium uji whole genome sequencing (WGS) mampu mendeteksi penyebaran varian COVID-19 yang telah ada di Indonesia," demikian Mulyanto. 

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan hingga saat ini belum ditemukan COVID-19 varian baru seperti Lamda, Mu, dan C.1.2 di Indonesia. Dia menyebutkan, ketiga virus varian baru ini sudah menyebar di 9 negara. Karena itu Pemerintah terus meneliti dan memantau persebarannya agar tidak masuk ke Indonesia. 

Budi mengatakan Pemerintah tengah memperkuat jaringan laboratorium uji whole genome sequencing (WGS) atau tes khusus mengawasi mutasi virus. Ia mengatakan percepatan memperbanyak laboratorium itu berguna agar lebih cepat mengidentifikasi adanya varian baru di Indonesia.

"Saat ini sudah ada 21 jaringan laboratorium yang dapat melakukan pengetesan WGS dengan lebih canggih. Ia mencatat sejak bulan Januari-Agustus 2021 lalu, pihaknya telah melakukan tes WGS sebanyak 6.161 spesimen," kata Budi.