Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, berpeluang menjadi menteri kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin pasca menyatakan diri bergabung dalam koalisi. Pasalnya, jabatan pimpinan partai politik menjadi modal bagi Zulhas 'mengambil posisi' jika ditawari satu kursi menteri

"Biasanya ketum partai yang akan ambil (menteri, red), biasanya seperti itu. Misalnya, Gerindra dengan Prabowo, Golkar dengan Airlangga. Memang tidak mesti ketum, tapi peluang ketum itu lebih besar karena dia yang menentukan," ujar Ujang kepada VOI, Minggu, 12 September.

Menurut Direktur Indonesia Political Review itu, selain Zulkifli Hasan, Soetrisno Bachir juga memiliki peluang menjadi menteri dari PAN.

"Tapi tergantung kompromi elite PAN, siapa yang akan diusung atau diajukan," ungkap Ujang.

Ujang menilai, tidak akan sia-sia meski Presiden Jokowi melakukan reshuffle kabinet hanya untuk mengakomodir PAN, tidak akan. Pasalnya, merombak kabinet dengan atau tanpa mengganti menteri baru yang luar biasa, irama kinerja menteri Jokowi masih akan tetap sama. 

"Seperti Desember lalu, reshuffle untuk mengganti posisi menteri yang kena korupsi, juga memutar beberapa menteri dan geser sedikit saja. Itu juga tidak merubah orkestra kinerja menteri juga," kata Ujang.

Semestinya, tambah Ujang, memang idealnya reshuffle kabinet juga harus berdasarkan evaluasi kinerja menteri. Karena bagaimana pun, kata dia, pembantu presiden diamanahi pekerjaan untuk mendapatkan pertanggung jawaban. 

Lantas, siapa sosok yang pantas diganti dan menggantikan? Ujang mengaku masih melihat dinamika yang ada.

"Belum tahu siapa yang akan diganti, tapi reshuffle itu ya untuk mengakomodir PAN," ujarnya.