Bagikan:

JAKARTA – Indonesia dibandingkan negara-negara lainnya memiliki potensi energi hijau dan terbarukan yang paling kaya.  Dari air, sinar matahari, panas bumi, biomas, angin, ombak, dan lain sebagainya dimiliki Indonesia. Negara lain kata Surya Darma Ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) tidak semua punya, ada yang cuma satu atau dua.

Namun kata dia, potensi yang kaya ini belum semua dimanfaatkan untuk kemakmuran rakyat. “Indonesia termasuk dari sedikit negara yang punya energi baru dan terbarukan yang komplit. Kita punya seluruh potensi energi terbarukan, ada air, panas bumi, matahari, angin, biomas, dan laut. Enam kluster energi terbarukan kita punya semua,” kata Surya Darma saat dihubungi VOI, Kamis  9 September.

Potensi ini sayang kalau tidak dimanfaatkan. Sumber energi lain seperti minyak dan batu bara hanya ada di daerah tertentu saja. Tidak semua daerah punya. “Dan energi yang bersumber dari fosil ini akan habis kalau terus dieksploitasi,” katanya.

Sungai  adalah potensi yang bisa dimanfaatkan untuk energi hijau. (Istimewa)
Sungai adalah potensi yang bisa dimanfaatkan untuk energi hijau. (Istimewa)

Energi hijau dan terbarukan lanjut Surya, sebenarnya bisa menjadi tumpuan untuk masa depan. Kelebihannya energi ini tidak akan habis meski terus menerus dieksploitasi dan digunakan untuk kepentingan pembangkit tenaga listrik. “Pemerintah harus punya kebijakan mengoptimalkan potensi energi baru dan terbarukan ini,” katanya.

Implementasi

Dalam pandangan Surya  niat Presiden Jokowi untuk memanfaatkan energi baru dan terbarukan sudah bagus. Cuma implementasinya masih belum siginifikan.

Apalagi regulasi untuk mendukung energi terbarukan tidak memadai. “Karena itu kami mengusulkan kepada Pak Presiden, apa yang dia programkan mustinya selaras dengan perencanaan dan strategi implementasi yang matang, serta didukung regulasi yang bagus,” katanya.

Pertumbuhan ekonomi dan energi mustinya sejalan khususnya energi hijau dan terbarukan. “Terobosan baru harus dilakukan agar Indonesia terbesar dari negara yang berpredikat midle income trap. Bahkan kalau tidak hati-hati Indonesia bukannya meningkat tapi terpuruk. Ini yang harus diwaspadai,” lanjutnya.

Yang harus dilakukan adalah menciptakan kawasan ekonomi dan industri baru. “Mecinptakan kawasan ekonomi dan industri baru itu jangan lagi berpikir di Karawang, Karawaci atau daerah Jawa lainnya. Soalnya sumber energinya tidak ada. Nanti ujung-ujugnya menggunakan energi fosil lagi. Kalau mau menciptakan kawasan yang dekat dengan kawasan yang punya energi terbarukan,” katanya.

Bendungan PLTA PT. Kayan Hydro Energy diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi hijau di Kaltara. (Istimewa)
Bendungan PLTA PT. Kayan Hydro Energy diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi hijau di Kaltara. (Istimewa)

Ia mencontohkan apa yang akan dibuka di sekitar sungai Kayan, Kalimantan Utara. “Yang di Kayan itu bagus, ada potensi air yang besar dan diciptakan juga kawasan ekonomi dan industri di sana. Ini bagus untuk pemerataan pertumbuhan ekonomi di seluruh pelosok Indonesia,” katanya sembari berharap di daerah lain juga bisa dilakukan pola yang sama.

Seperti diberitakan VOI sebelumnya PT. Kayan Hydro Energy memang tengah menyiapkan pembangunan bendungan di sungai Kayan, Kalimantan Utara. Listrik yang dihasilkan dari PLTA ini akan disalurkan ke kawasan industri yang akan dibentuk di daerah hilir dan juga daerah lain, bahkan sampai ke daerah ibukota negara baru yang sedang dibuka Penajam Paser Utara. "Jadi energi listrik yang dihasilkan itu disalurkan di kawasan industri yang ada dan daerah sekitar," katanya.

Jadi kata Surya Darma eksploitasi dan pemanfaatan energi hijau ini bisa tepat sasaran dan optimal.