Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Sekretariat Negara menggunakan gas bumi dari PGN untuk kantinnya. Hal ini sebagai upaya mendukung gas bumi sebagai energi bersih di sektor usaha kecil hingga komersial.

“Kami dari Kementerian Sekretaris Negara mengharapkan sekali, gas bumi dapat menjadi solusi ramah lingkungan yang harus selalu dikedepankan. Kedua, bagaimana akses bagi masyarakat untuk mendapatkan gas bumi menjadi lebih cepat, tentu saja lebih aman," kata Sari Harjanti, Staf Ahli Politik dan Kehumasan Kementerian Sekretariat Negara dalam keterangan resmi, Kamis, 2 September.

Menurut dia, penggunaan gas bumi sangat cocok di masa pandemi, karena mengurangi kontak fisik.  "Selain pemanfaatan gas bumi, bagaimana PGN bisa meningkatkan layanan yang mengurangi kontak fisik. Jadi semua serba digitalisasi," kata Sari.

Menurut Sari, pihaknya mengapresiasi PGN yang sudah membuat terobosan baru dalam memperluas layanan kepada para pelanggan. Yakni pemanfaatan gas bumi untuk rumah tangga.

"Gas bumi yang diiniasi oleh PGN dengan terobosan ini membuat lebih ekonomis dalam berlangganan gas,” ujar Sari.

Sari menjelaskan sebelum menggunakan gas bumi PGN, perlu biaya tambahan untuk ongkos kirim dan lain sebagainya. Pemanfaatan gas bumi juga lebih aman.

“Saya yakin dengan terobosan baru dan peralatan yang dirawat sedemikian rupa, maka akan mengeliminir kebocoran gas,” katanya.

Gas bumi juga lebih efisien dan tersedia setiap saat. Dengan lokasi Kantor Kementerian Sekretariat Negara yang strategis, ada kalanya akses ke kantor terkendala seperti ketika ada unjuk rasa, dan sebagainya.

“Dengan layanan PGN, gas tersedia setiap saat, kantor dan kantin Setneg tidak perlu khawatir. Gas tersedia 24 jam, sehingga di hari raya, libur panjang, dan di momen-momen dimana akses menuju kantor setneg terhambat, tidak menjadi terkendala lagi,” jelas Sari.

Sari menjelaskan, ada kemungkinan untuk pengembangan penggunaan gas bumi PGN di lingkungan Kantor Kementerian Sekretariat Negara, seperti untuk energi water heater pada kamar mandi sport center atau tempat wudhu.

“Kami ingin menjadi pioneer (pemanfaatan gas bumi) di kementerian lain. Setneg harus menjadi pioneer dan contoh di kementerian lain,” ujar Sari.

Sementara Area Head PGN Jakarta, Sheila Merlianty mengungkapkan bahwa Kantin Setneg masuk dalam kategori pelanggan komersial dengan volume kebutuhan gas sebesar 50 – 1.000 M3.

"Pemanfaatan gas bumi menjadi salah satu penggunaan energi ramah lingkungan di Kantor Kementerian Sekretariat Negara yang diharapkan dapat terus dikembangkan ke utulisasi lain demi konsumsi energi yang semakin hijau," ujar Sheila.

Di wilayah DKI Jakarta, saat ini PGN Subholding Gas telah melayani 262 pelanggan komersial industri mulai dari mal, hotel, dan restoran, 131 pelanggan kecil, dan ± 14.960 pelanggan rumah tangga. Volume penyaluran gas bumi di wilayah DKI Jakarta ±112 BBTUD.

Seiring dengan pengembangan infrastruktur gas bumi di wilayah DKI Jakarta, diharapkan pelanggan gas bumi juga semakin meningkat.