JAKARTA - Presiden Recep Tayyip Erdogan memilih untuk menyikapi dengan bijak, berhati-hati sambil mengamati perkembangan yang terjadi di Afghanistan, seiring dengan pengumuman pemerintahan baru oleh Taliban Selasa kemarin.
Taliban resmi mengumumkan struktur baru pemerintahan Afghanistan. Mullah Hassan Akhund, yang merupakan rekan pendiri kelompok ini Mullah Omar, ditunjuk sebagai kepala pemerintahan dengan Mullah Abdul Ghani Baradar yang merupakan kepala kantor politik Taliban sebagai wakilnya.
Presiden Erdogan mengatakan, saat Taliban baru saja mengumumkan kabinet sementara, Turki dengan hati-hati memantau perkembangan situasi yang terjadi.
"Kami tidak tahu berapa lama kabinet interim ini akan bertahan. Yang harus kita lakukan adalah mengikuti proses ini dengan hati-hati," ujar Presiden Erdogan saat memberikan keterangan pers mengutip Anadolu 7 September.
Terkait dengan rencana pengoperasian bandara Kabul, Afghanistan di masa yang akan datang, Presiden Erdogan menyebut Turki telah mengambil pendekatan positif sejak awal. Tapi, perkembangan seperti itu belum konkret.
Agustus lalu, Presiden Erdogan menyebut belum membuat keputusan tentang permintaan dukungan Taliban untuk mengelola bandara Kabul, setelah pasukan asing keluar dari Afghanistan dan ketidakpastian di negara itu.
Mengutip Reuters 27 Agustus, para pejabat menyebut Taliban telah meminta bantuan teknis kepada Turki untuk menjalankan bandara, tetap menuntut agar militer Ankara ditarik sesuai batas waktu penarikan pasukan asing 31 Agustus mendatang.
Presiden Erdogan mengatakan, ketenangan harus dipulihkan di Kabul sebelum membuat keputusan terkait bandara. Ia menyebut, ada risiko 'terhisap' ke sesuatu yang akan sulit dijelaskan mengingat ketidakpastian seputar kemungkinan misi.
"Taliban telah mengajukan permintaan mengenai pengoperasian bandara Kabul. Mereka mengatakan, Kami akan memastikan keamanan dan Anda dapat mengoperasikannya. Tetapi, kami belum membuat keputusan, karena selalu ada kemungkinan kematian dan hal-hal semacam itu. di sana," tukas Erdogan pada konferensi pers di Istanbul sebelum berangkat berkunjung ke Bosnia.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Taliban memperingatkan Turki terhadap kemungkinan rencana untuk menjaga beberapa pasukan di Afghanistan, guna menjalankan dan menjaga bandara Kabul, setelah penarikan pasukan koalisi asing pimpinan Amerika Serikat.
Dengan tegas Taliban menyebut rencana Turki tersebut sebagai tindakan tercela, sekaligus memperingatkan konsekuensi yang akan timbul akibat hal tersebut. Tawaran Turki ini datang setelah Turki melakukan pembicaraan dengan Amerika Serikat.
"Emirat Afghanistan mengutuk keputusan tercela ini. Jika pejabat Turki gagal mempertimbangkan kembali keputusan mereka dan melanjutkan pendudukan negara kami, kami akan mengambil sikap menentang mereka," sebut Taliban dalam pernyataannya.