<i>Childfree</i> Bukan Efek Pandemi, BKKBN: 90 Persen Orang Indonesia Menikah Karena Ingin Punya Keturunan
ILUSTRASI/UNSPLASH

Bagikan:

JAKARTA - Kepala BKKBN Hasto Wardoyo membantah konsep bebas anak atau Childfree yang viral belakangan ini sebagai imbas dari masa pandemi COVID-19. Dia menilai konsep childfree justru menakuti calon orang tua baru.

Menurut Hasto, Indonesia yang menganut budaya ketimuran jauh dari konsep childfree ini. Pasalnya, niat menikah adalah untuk memiliki anak.

"Orang timur, kita orang Indonesia ini pada umumnya prokreasi untuk mendapatkan keturunan," ujar Hasto dalam diskusi daring, Jumat, 3 September malam.

Hasto mengakui, memang ada beberapa negara yang memutuskan menikah lantaran hanya ingin mendapatkan ketenangan, kedamaian dan perlindungan. Utamanya pada wanita.

"Tapi di Indonesia lebih kepada prokreasi. Kalau ditanya, laki-laki Indonesia menikah cenderung mau dapat kedamaian atau kepuasan seksual atau mendapatkan keturunan? Hasilnya lebih dari 95 persen menginginkan keturunan. Perempuan lebih rendah sedikit angkanya tapi tetap di atas 90 persen," jelas Hasto.

"Kalau ditanya perempuan mau nikah, apakah yang penting mendapatkan perlindungan atau ingin punya anak Maka dia tetap ingin punya anak meskipun lebih rendah dari laki-laki. Itu lah ciri kita," sambungnya.

Hasto pun memaparkan data bawah 80 persen di Indonesia hamil di tahun pertama pernikahannya. Sementara, 10 persen belum hamil bukan karena tidak ingin hamil tapi dikarenakan tidak kunjung hamil.

"Enggak hamil-hamil, sudah dihamili gak hamil-hamil, nah itu lah fenomena kita. Jadi saya tidak yakin itu childfree adalah pengaruh dari pandemi karena kondisi kita seperti ini," ujar dia.