Bagikan:

SURABAYA - Sejumlah aset di Wisma Persebaya di Jalan Karang Gayam, Tambaksari, Surabaya, Jawa Timur, raib. Polisi menduga raibnya sejumlah aset itu karena dijarah orang.

"Kami sudah melakukan pengecekan, memang ada AC, teralis juga kusen jendela aluminium hilang," kata Kanit Reskrim Polsek Tambaksari, Iptu Didik Ariawan, dikonfirmasi. 

Namun, Didik mengaku belum mengetahui pasti rincian aset  yang hilang dijarah orang. Pihaknya saat ini masih melakukan pendataan. 

Didik menduga pelaku penjarahan sengaja memanfaat situasi sepi wisma yang telah lama kosong. Sehingga ada orang tak dikenal mencuri sejumlah barang-barang di dalam gedung.

"Sepertinya ada orang coba memanfaatkan status quo (pembekuan karena sengketa), sehingga masuk ke dalam wisma, yang memang nggak ada yang jaga," ujarnya. 

Kondisi di Wisma Persebaya (FOTO IST)

Wisma Persebaya telah lama kosong, sejak terjadi sengketa antara Persebaya Surabaya dan Pemkot Surabaya di Pengadilan Negeri dan berlanjut ke proses banding di Pengadilan Tinggi, circa 2019-2020. 

Satpol PP dan Linmas Kota Surabaya sendiri pernah melakukan penyegelan Wisma Persebaya sejak Mei 2019 silam. Selama sengketa berlangsung, wisma ini kemudian menjadi tak berpenghuni. 

Hingga saat ini, area depan wisma tampak tak terawat. Rumput-rumput di halaman menjulang tinggi. Jauh dari kata terurus. 

Di sisi dalam, pada lantai dasar, pecahan kaca, kayu dan kertas arsip tampak berserakan di lantai dasar. Sarang laba-laba bertebaran di dinding dan langit-langit ruangan. 

Meski demikian sejumlah lemari kaca dan isinya yang berupa puluhan trofi kemenangan Persebaya Surabaya masih utuh. Hanya saja kondisinya berselimut debu. 

Terlihat pula jersey nomor 19 milik mendiang pemain Persebaya, Eri Irianto, tetap terpajang di salah satu sisi lemari. Ada pula foto squad dan official bajul ijo terpampang di sudut sebuah ruangan. 

Wisma Persebaya merupakan tempat yang bersejarah. Tempat ini sudah seperti kawah candradimuka bagi para pemain muda Persebaya.

Di wisma ini, pemain-pemain legenda seperti Bejo Sugiantoro, Uston Nawawi, Mat Halil, Rendi Irawan, Anang Makruf, Yusuf Ekodono hingga Almarhum Eri Irianto muncul dan dibina.