JAKARTA - Agrapinus Rumatora alias Nus Kei menceritakan detik-detik penyerangan dan perusakan yang dilakukan oleh anak buah John Kein. Meski, berhasil merusak seluruh benda yang berada di rumahnya, istri, anak, beserta anggota keluarganya berhasil selamat.
Nus Kei mengatakan, istri, anak, dan anggota keluarganya meloloskan diri dengan cara meloncati tembok untuk lari dari serangan kelompok John Kei.
"Mereka (keluarga saya) lari ke atas, loncat, naik ke lantai dua, loncat ke jemuran, naik genteng, loncat dari tembok," ucap Nus Kei di Cluster Austraslia, Rabu, 24 Juni.
Nus Kei menambahkan, di kediamannya itu ada tujuh orang dan tak mungkin melakukan perlawanan kepada anak buahnya John Kei yang jumlahnya lebih banyak.
Usai insiden penyerangan tersebut, kondisi istri dan anak Nus Kei masih trauma berat. Sehingga, untuk sementara mereka tak menempati rumah tersebut.
"Pasti trauma, perempuan. Kalau saya kan sudah biasa (dengan kondisi tersebut)," ungkap Nus Kei.
BACA JUGA:
Sudah menduga terjadi penyerangan
Nus Kei sebenarnya sudah menduga akan ada penyerangan terhadapnya. Sebab, rekan-rekannya sudah sering kali mengingatkan untuk berhati-hari sejak beberapa tahun lalu.
Tetapi, peringatan itu tak pernah dipikirkan oleh Nus Kei. Alasannya, John Kei merupakan keponakannya yang masih memiliki hubungan darah.
"Saya sudah tau (akan ada serangan) karena telepon sama WhatsApp sama dia sudah sering. Sudah jauh sebelumnya dari 2016 itu udah sering diancam tapi saya anggap biasa," kata Nus Kei.
Nyatanya, anggapan Nus Kei selama ini salah. Keponakannya itu justru memerintahkan anggota kelompoknya untuk membunuhnya. Padahal, permasalahan yang menjadi pemicu bisa diselesaikan dengan cara yang baik.
"Tidak akan kayak kemaren karena kan kami adalah keluarga, itu apalagi saya sebagai pamanya, saya tidak berpikir kejadian itu terjadi," pungkas Nus Kei.