JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan penurunan kasus COVID-19 di DKI Jakarta. Tapi warga Ibu Kota diingatkan agar tetap disiplin protokol kesehatan.
“Jangan lengah, jangan sampai ini bertahan bahkan naik, jangan sampai ini terjadi pada kita. Kita melihat kemenangan sudah di depan mata, sudah dekat, tapi tidak boleh terlena, tidak boleh buru-buru beraktivitas sebebas-bebasnya,” ujar Anies Baswedan, Sabtu, 14 Agustus.
Anies mengingatkan warga Jakarta tetap taat protokol kesehatan serta mengurangi mobilitas. Warga diminta tak menyia-nyiakan upaya menurunkan kasus COVID-19 usai terjadi puncak gelombang kedua di Jakarta pada pertengahan Juli.
“Jangan membuka ruang terhadap munculnya gelombang berikutnya, menyia-nyiakan usaha yang sudah berjalan luar biasa sebulan kemarin. Itu dahsyat gimana dia bisa turun deengan angka yang sangat signifikan. Jadi terus waspada, terus jaga prokes, terus kurangi mobilitas, dan satu lagi, segera dapatkan vaksinasi bagi yang belum vaksin,” sambungnya.
BACA JUGA:
Anies Baswedan sebelumnya membeberkan kondisi terkini terkait COVID-19 di Ibu Kota. Kasus COVID-19 di Jakarta sudah turun.
“Alhamdulillah, kasus aktif di Jakarta per tanggal 12 Agustus ini telah turun di bawah angka 10 ribu kasus. Kasus ini aktif adalah jumlah orang yang positif, yang masih dirawat di RS atau masih melakukan isoman. Angka ini penting untuk kita ketahui, karena berkaitan dengan batas kapasitas fasilitas kesehatan kita,” ujar Anies Baswedan, Sabtu, 14 Agustus.
Menurut Anies, selama hampir 2 bulan, kasus COVID-19 di Jakarta naik secara eksponensial dengan puncaknya pada tanggal 16 Juli yaitu 113.137 kasus aktif.
“Kita ingat pada saat puncak itu tercapai, seluruh kamar RS di Jakarta penuh, bukan hanya ICU, bukan hanya kamar rawat inap, tapi antrean masuk IGD pun panjang, meluber ke selasar-selasa, bahkan kita harus membangun tenda-tenda darurat,” paparnya.
Untuk menurunkan angka kasus aktif ini disebut Anies membutuhkan waktu. Berkat kerja keras banyak pihak termasuk kedisiplinan warga Jakarta, kurva kasus aktif kembali di bawah 10 ribu dalam waktu kurang dari satu bulan sejak puncak gelombang kedua.
“Kasus aktif ini bisa turun signifikan karena kita bisa menekan penambahan kasus baru. Ingat analogi yang sering saya sampaikan, menambal atap bocor di kala hujan lebat. Di saat hujan lebat dan atap bocor, maka menaruh ember, menaruh baskom di bawah untuk menampung air yang menetes adalah perumpamaan bagi usaha kita memperbesar kapasitas fasilita rumah sakit yang merawat COVID,” sambung Anies.