Anies Klaim <i>Positivity Rate</i> dan Kebutuhan IGD di Jakarta Alami Penurunan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Foto: Instagram/@aniesbaswedan)

Bagikan:

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim positivity rate COVID-19 di Jakarta mengalami penurunan hingga 24 persen.

Dia memaparkan, pada awal Juli angka positivity rate mencapai 43 persen. Selanjutnya, angka ini berangsur menurun hingga 41 persen pada 16 Juli; 36 persen pada 18 Juli; dan turun mencapai 28 persen pada 21 Juli kemarin

"Per kemarin angkanya 24 persen jadi ada tren positif, tren menurun," kata Anies dalam konferensi pers secara daring, Minggu, 25 Juli.

Dia memastikan penurunan itu benar terjadi karena testing yang dilakukan di Jakarta sudah sesuai dengan persyaratan dari Kementerian Kesehatan.

"Kita harus 15 kali lebih tinggi dari standar WHO. dan Jakarta sudah di atas itu bahkan beberapa kali kita di atas 30 kali standar. Dengan begitu kami yakin dengan angka positivity rate," tegas eks Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut.

Meski begitu, Anies meminta semua pihak tak buru-buru menyimpulkan kondisi tersebut sudah aman atau puncak penularan COVID-19 di Jakarta telah berhasil dilewati. "Minggu depan baru kita simpulkan tapi sekarang angka positivity rate dari hari ke hari menunjukkan penurunan," ungkapnya.

Lebih lanjut, Anies juga mengklaim saat ini sudah banyak tempat tidur di Instalasi Gawat Darurat berbagai rumah sakit yang mulai kosong. Hal ini disampaikannya berdasarkan data yang diterima pihaknya

"Laporan dari rumah sakit jumlah keterisian IGD tidak lagi full," ungkapnya.

Kondisi ini tentu berbeda pada saat Juni hingga awal Juli lalu, di mana banyak rumah sakit yang melebihi kapasitas untuk menangani pasien COVID-19. Anies kemudian menjelaskan setidaknya saat itu dibutuhkan 4.000-5.000 ruang ICU.

Angka ini didapatkan dari rumus sederhana di mana 100 persen angka COVID dibutuhkan 4 hingga 5 persen ruang ICU. Sementara ruang ICU di DKI Jakarta saat ini berjumlah 1.500.

"Pernah kita mengalami di rumah sakit itu antrian untuk masuk IGD. Itu data-datanyanya ada semua, ketika Laporcovid menyusun data, mereka memiliki itu karena kami siapkan. Data-data bisa dilihat di situ," pungkasnya.