JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyambut baik hasil uji klinik dari Universitas Oxford, Inggris yang menunjukkan deksametason dapat menyelamatkan nyawa pasien COVID-19 yang kritis. WHO meyakini obat ini terbukti mengurangi kematian pasien virus corona baru.
Mengutip laman WHO, pengobatan ini ampuh untuk menyembuhkan pasien kritis COVID-19. Pada pasien dengan kondisi memerlukan ventilator obat ini mampu mengobati sebesar sepertiga dari total pasien yang diteliti. Sementara untuk pasien yang membutuhkan oksigen tingkat kematian bisa dikurangi sebanyak seperlima. Namun obat ini masih belum teruji untuk pengobatan pasien COVID-19 dengan kondisi ringan.
"Ini adalah pengobatan pertama yang ditunjukkan untuk mengurangi angka kematian pada pasien COVID-19 yang membutuhkan dukungan oksigen atau ventilator," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. "Ini adalah berita bagus dan saya mengucapkan selamat kepada Pemerintah Inggris, Universitas Oxford dan banyak rumah sakit dan pasien di Inggris yang telah berkontribusi pada terobosan ilmiah yang menyelamatkan jiwa ini," katanya.
Mengutip CNBC Indonesia, hasil penelitian Universitas Oxford yang dimumkan Selasa (16/6) ini membuktikan deksametason mampu mengurangi tingkat kematian akibat COVID-19. Percobaan dilakukan dengan membandingkan hasil dari 2.100 pasien yang memperoleh obat tersebut, dengan 4.300 pasien lainnya yang diberikan obat lain.
Deksametason adalah obat yang mengandung hormon steroid yang telah digunakan sejak 1960-an untuk mengurangi peradangan dalam berbagai kondisi. Termasuk gangguan peradangan dan kanker tertentu. Obat ini telah terdaftar dalam Daftar Model Obat Esensial WHO sejak 1977 dan saat ini tidak memiliki paten dan tersedia dengan harga terjangkau di banyak negara.
BACA JUGA:
Para peneliti Oxford telah melaporkan hasil penelitiannya dengan WHO. Mereka akan memulai meta-analisis untuk meningkatkan pemahaman secara komprehensif tentang penemuan ini.
Panduan klinis WHO akan diperbaharui untuk menjelaskan bagaimana dan kapan obat harus digunakan dalam COVID-19. WHO masih akan terus bekerja sama dengan semua mitra untuk mengembangkan lebih lanjut terapi penyelamat dan vaksin untuk mengatasi COVID-19.