Sebabkan Lonjakan Infeksi dan Kematian, WHO: Varian India Jadi Perhatian Global
Ilustrasi COVID-19. (Wikimedia Commons/Anna.psiaki)

Bagikan:

JAKARTA - Krisis virus corona di India sedikit mereda pada Selasa 11 Mei, setelah sebelumnya selama seminggu terus mencetak rekor infeksi dan kematian harian, menyebabkan kekhawatiwan global.

Data Kementerian Kesehatan India, kasus infeksi harian virus corona di India bertambah 329.942, sementara kematian akibat penyakit bertambah 3.876. Total kasus infeksi virus corona di India sekarang mencapai 22,99 juta, sementara total kematian naik menjadi 249.992.

India memimpin dunia dalam jumlah rata-rata harian kematian baru yang dilaporkan, terhitung satu dari setiap tiga kematian yang dilaporkan di seluruh dunia setiap hari. Rata-rata tujuh hari kasus baru berada pada rekor tertinggi 390.995. Ini disebabkan pemecahan rekor kasus infeksi dan kematian selama seminggu pada pekan lalu.

Mencermati kondisi di India, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan varian COVID-19 yang pertama kali diidentifikasi di negara itu tahun lalu, diklasifikasikan sebagai varian yang menjadi perhatian global, dengan beberapa studi pendahuluan menunjukkan bahwa virus itu menyebar lebih mudah. 

"Kami mengklasifikasikan ini sebagai varian perhatian di tingkat global. Ada peningkatan penularan yang ditunjukan oleh bebera studi pendahuluan," ujar Kepala Teknis WHO untuk COVID-19 Maria Van Kerkhove, melansir Reuters, Selasa 11 Mei.

"Ada beberapa informasi yang tersedia untuk menyarankan peningkatan transmisi. Namun, perlu lebih banyak infomasi tentang varian India untuk memehaminya," tandas Kerkhove.

Sementara itu, Kepala Ilmuwan WHO Doumya Swaminathan mengungkapkan, penelitian sedang dilakukan di India untuk memeriksa penularan varian, tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkannya dan respons antibodi pada orang yang telah divaksinasi.

"Apa yang kita ketahui sekarang adalah bahwa vaksin bekerja, diagnostik bekerja, perawatan yang sama yang digunakan untuk virus biasa bekerja, jadi sebenarnya tidak perlu mengubah semua itu," ungkap Swaminathan.

Selain itu, Pemerintah India telah meminta tim dokter untuk mencari tanda-tanda mukormikosis atau 'jamur hitam' pada pasien COVID-19, sejumlah karena rumah sakit melaporkan peningkatan kasus infeksi yang jarang tetapi berpotensi fatal.

Penyakit yang dapat menyebabkan hidung menjadi hitam atau berubah warna, penglihatan kabur atau ganda, nyeri dada, kesulitan bernapas dan batuk darah, sangat terkait dengan diabetes. Dan diabetes pada gilirannya dapat diperburuk oleh steroid seperti deksametason, yang digunakan untuk mengobati COVID-19 yang parah.