Krisis Tunisia, AS Desak Presiden Tunisia Kembali ke Jalur Demokrasi
Arsip Foto - Presiden Tunisia Kais Saied saat diambil sumpahnya sebagai presiden di Tunis, Tunisia 23 Oktober 2019. (Dok Antara) 

Bagikan:

JAKARTA - Penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan mendesak presiden Tunisia pada Sabtu 31 Juli untuk segera membawa negaranya kembali ke 'jalur demokrasi' setelah mengambil alih kekuasaan pemerintah pada Minggu lalu, kata Gedung Putih.

Presiden Tunisia Kais Saied menerapkan keadaan darurat nasional atas pandemi virus corona dan pemerintahan yang buruk dengan memberhentikan perdana menteri, membekukan parlemen, dan merebut kendali eksekutif dalam sebuah langkah yang disambut oleh demonstran jalanan namun yang dicap sebagai kudeta oleh lawan-lawan politiknya.

Lewat panggilan telepon, Sullivan menekankan kepada Saied perlunya "membentuk pemerintahan baru dengan cepat, dipimpin oleh seorang perdana menteri yang cakap untuk menstabilkan ekonomi Tunisia dan menghadapi pandemi COVID-19, serta memastikan kembalinya parlemen terpilih secara tepat waktu," kata Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih dalam sebuah pernyataan yang dilansir Antara.

Sebelumnya Saied mengatakan dia akan mengambil kekuasaan eksekutif dengan bantuan perdana menteri baru. Konstitusi demokratis 2014 yang memisahkan kekuasaan presiden, perdana menteri dan parlemen kini menghadapi tantangan terberat di Tunisia.