Blak-blakan Kritisi Pemerintah China dan Partai Komunis, Miliarder Sun Dawu Dipenjara 18 Tahun
Miliarder China Sun Dawu. (Wikimedia Commons/VOA)

Bagikan:

JAKARTA - Miliarder terkemuka China Sun Dawu dijatuhi hukuman 18 tahun penjara oleh pengadila, lantaran didakwa menimbulkan pertengkaran dan memprovokasi aksi menentang pemerintah.

Ini diketahui setelah pengadilan mengeluarkan pernyataan resmi yang kemudian diunggah akun resmi pengadilan. Dawu diketahui merupakan salah seorang kritikus vokal terhadap Pemerintah China. Ia pun diketahui vokal mengkritik Partai Komunis yang berkuasa.

Sun ditangkap pada Maret tahun ini. Perusahaannya, Grup Pertanian dan Peternakan Hebei Dawu, mengelola bisnis pertanian di China dan mempekerjakan sekitar 9.000 orang dalam pemrosesan unggas, produksi makanan hewan peliharaan, dan industri lainnya, mengutip CNN Kamis 29 Juli.

Sun dinyatakan bersalah karena "mengumpulkan massa untuk menyerbu lembaga-lembaga negara, menghalangi pelayanan publik, menyulut kerusuhan dan memprovokasi masalah, mengganggu produksi dan operasi, melakukan perdagangan paksa, penambangan ilegal, pendudukan ilegal lahan pertanian, penyerapan ilegal deposito publik," tulis Pengadilan Rakyat Gaobeidian, dalam sebuah pernyataan yang diposting di akun WeChat resminya.

Selain hukuman penjara selama 18 tahun, pengadilan juga menjatuhkan denda sebesar 3,11 juta yuan atau setara dengan 480.000 dolar Amerika Serikat terhadap Sun Dawu.

Sun adalah salah satu dari sedikit orang di China yang secara terbuka menuduh pemerintah berusaha menutupi tingkat wabah flu babi Afrika pada 2019, yang akhirnya membunuh lebih dari 100 juta babi di negara itu.

sun dawu
Miliarder China Sun Dawu. (Sumber: chinachange.org)

Dalam sebuah wawancara dengan CNN pada Mei 2019, Sun mengatakan pejabat setempat hanya menguji ulang babinya untuk penyakit itu ketika dia mulai mengunggah gambar hewan mati secara online.

Ada juga laporan di media lokal, Sun terlibat dalam sengketa tanah dengan pertanian milik pemerintah setempat, menurut Reuters. Kantor berita tersebut melaporkan Dawu mengklaim puluhan karyawan perusahaan terluka dalam bentrokan dengan polisi pada tahun 2020, setelah upaya untuk menghentikan staf pertanian negara dari merobohkan salah satu bangunannya.

Dalam sebuah pernyataan pada 14 Juli, kelompok advokasi Pembela Hak Asasi Manusia China (CHRD) mengatakan, Sun diadili sebagai upaya terang-terangan untuk menghukum Sun atas dukungannya terhadap hak asasi manusia.

"Sun Dawu telah memberikan kontribusi luar biasa untuk meningkatkan kehidupan warga China yang tinggal di pedesaan China. Dukungannya terhadap pembela hak merupakan perpanjangan dari kepeduliannya terhadap kesejahteraan orang-orang di pinggiran ekonomi China," kata Ramona Li, peneliti senior dan mengadvokasi CHRD, dalam sebuah pernyataan pada saat itu. CHRD menambahkan Sun ditangkap bersama istri dan anak-anaknya yang sudah dewasa.

Hukuman Sun datang di tengah tindakan keras yang berkembang terhadap perusahaan swasta di China, ketika Beijing berusaha untuk menarik para pengusaha bebas di negara itu.

Dalam serangkaian pedoman yang dikeluarkan pada September 2020, Partai Komunis mengatakan sektor swasta membutuhkan orang-orang yang peka secara politik, yang akan dengan tegas mendengarkan partai.

Sun bukan satu-satunya pengusaha yang dijebloskan ke penjara. Miliarder China Ren Zhiqiang dipenjara selama 18 tahun pada September 2020 karena pelanggaran terkait korupsi. Dijuluki 'The Cannon' karena pandangannya yang blak-blakan, Ren telah menjadi kritikus vokal terhadap strategi pencegahan virus corona Presiden China Xi Jinping.

Dalam sebuah esai yang diterbitkan pada Maret 2020, yang secara luas dikaitkan dengan Ren, penulis menyebut Xi secara tidak langsung sebagai "badut" yang haus kekuasaan.