JAKARTA - Kepala Badan Riset dan Teknologi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko mengajak pelaku usaha di daerah, khususnya usaha kecil untuk memanfaatkan kondisi menumpuknya limbah medis COVID-19 saat ini.
Hal ini ia sampaikan usai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo. Dalam rapat tersebut, Jokowi mengkhawatirkan peningkatan limbah B3 medis seiring tinginya angka kasus COVID-19.
Handoko menuturkan, pemanfaatan itu berupa daur ulang. Menurut dia, teknologi daur ulang limbah medis yang berpotensi untuk memunculkan nilai tambah, memunculkan ekonomi baru.
"Daur ulang limbah medis itu berpotensi menjadi bisnis bagi para bagi para pelaku usaha di daerah daerah, khususnya para pelaku usaha skala kecil," kata Handoko dalam konferensi pers virtual, Rabu, 28 Juli.
BACA JUGA:
Handoko mencontohkan, pelaku usaha bisa menghancurkan jarum bekas hingga masker dan mendaur ulang menjadi bahan baku lainnya.
"Contohnya itu alat penghancur jarum suntik yang bisa menghasilkan residu berupa stainless steel murni. Juga daur ulang untuk APD dan masker yang bahannya adalah polypropylene atau PP, sehingga kita bisa bisa menghasilkan jenis plastik PP murni yang nilai ekonominya juga cukup tinggi," jelas dia.
Di sisi lain, pemanfaatan daur ulang juga bisa meningkatkan kepatuhan para faskes fasilitas kesehatan yang menghabiskan limbah karena ada ada insentif finansial.
"Dengan ini kami berharap itu bisa meningkatkan motivasi untuk mengumpulkan dan mengolah limbah yang meningkatkan kepatuhan. Dari sisi bisnis akibat daur ulang tersebut dan tentu itu akan berpotensi juga mengurangi biaya pengolahan limbah secara keseluruhannya," ucap Handoko.