Ada Kontainer Masuk Berisi Limbah Beracun, Menteri LHK: Kami Tidak Menoleransi!
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya (Foto: Menlhk.go.id)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan ada kontainer impor yang masuk tanah air berisi limbah beracun dan berbahaya (B3).

Hal ini disampaikannya usai melaksanakan rapat terbatas kabinet secara daring bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi). Temuan limbah impor tersebut diketahui Direktorat Jenderal Bea Cukai dan ini bukan kali pertama Indonesia kebobolan impor limbah B3.

"Kita sebetulnya menolak impor limbah B3 tetapi bea cukai ternyata mendapatkan lagi, menemukan penyimpangan yaitu masuknya kontainer-kontainer yang merupakan limbah," kata Siti dalam konferensi pers secara daring yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden, Rabu, 28 Juli.

Siti mengatakan pemerintah tak akan memberikan toleransi dan menolak tegas impor limbah B3. Sehingga, kementeriannya akan mengurusi temuan limbah tersebut.

"KLHK akan menangani ini. Kita tidak mentolerir sama sekali masuknya limbah B3 apalagi limbah Medis," tegasnya.

Sebelumnya, Siti memaparkan jumlah limbah B3 medis terutama yang berkaitan dengan penanganan COVID-19 mencapai 18.460 ton. Namun, data ini belum seluruhnya tercatat dan KLHK terus berusaha memperbaikinya.

Apalagi, berdasarkan catatan asosiasi rumah sakit, limbah medis COVID-19 bisa mencapai 383 ton perharinya. Seluruh limbah ini berasal dari fasilitas layanan kesehatan dari mulai rumah sakit, hingga tempat isolasi karantina mandiri, tempat testing COVID-19, dan tempat vaksinasi.

Adapun limbah medis ini terdiri dari infus bekas, masker, vail vaksin atau botol tempat vaksin sekali pakai, jarum suntik, face shield, perban, hazmat, alat pelindung diri (APD), sarung tangan, alat tes polymerase chain reaction (PCR), dan alkohol swab atau pembersih.