Bagikan:

JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan riset pemanfaatan teknologi nuklir untuk mendaur ulang sampah plastik.

"Teknologi nuklir dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas produk dalam daur ulang plastik," kata Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) BRIN Rohadi Awaludin saat dihubungi Antara di Jakarta, Jumat, 14 Oktober. 

Rohadi menuturkan proses pendayagunaan plastik dapat menggunakan teknologi radiasi sinar gamma dan elektron sebagai pelengkap dari metode daur ulang mekanis dan kimia sehingga sampah plastik tertentu dapat dimodifikasi untuk bisa digunakan kembali atau didaur ulang.

"Dengan iradiasi, plastik sampah dapat digabung dengan bahan lain untuk membuat suatu produk yang lebih tahan lama. Bisa juga kita buat menjadi bahan bakar atau bahan baku lainnya melalui proses radiolisis," ujarnya.

Dengan pemanfaatan iradiasi, sampah plastik dapat diolah menjadi komposit kayu plastik atau Wood Plastic Composite (WPC), yakni suatu bahan yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk berbagai produk rumah.

Rohadi mengatakan produk komposit kayu plastik tersebut tahan air dan rayap serta memiliki penampakan seperti kayu.

Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) meminta Indonesia untuk menjadi negara percontohan (pilot country) untuk tiga fase proyek implementasi Teknologi Nuklir untuk Pengendalian Pencemaran Plastik atau Nuclear Technology for Controlling Plastic Pollution (NUTEC Plastics).

Tiga fase proyek itu terdiri dari penguatan penanganan limbah plastik di sektor hilir, pembangunan demo plant, dan upstreaming pemanfaatan teknologi iradiasi penanganan limbah plastik.