Cegah Varian Delta, Warga AS yang Sudah Divaksin COVID-19 Diminta Pakai Masker Lagi
Ilustrasi warga AS menggunakan masker wajah di ruang publik.. (Wikimedia Commons/Santa Clara Valley Transportation Authority)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas kesehatan Amerika Serikat (AS) menyarankan warga negara tersebut yang sudah menerima dosis penuh vaksin COVID-19, kembali menggunakan masker di tempat umum, meski pun dalam ruangan.

Dalam pedoman pengetatan yang dikeluarkan awal bulan ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS juga merekomendasikan semua siswa, guru, dan staf di sekolah untuk taman kanak-kanak hingga kelas 12 memakai masker, kendati sudah menerima vaksin COVID-19.

Imbauan ini tidak terlepas dari meningkatnya kasus infeksi karena varian Delta yang sangat menular, menyebar dengan cepat dan sekarang menyumbang lebih dari 80 persen kasus virus corona di AS saat ini.

Presiden AS Joe Biden mengatakan, peningkatan vaksinasi dan pemakaian masker membantu Amerika Serikat menghindari penguncian pandemi, penutupan dan penutupan sekolah yang dihadapi tahun 2020.

"Kami tidak akan kembali ke sana," kata terang Presiden Biden seperti mengutip Reuters Rabu 28 Juli.

CDC mengatakan, 63,4 persen negara bagian AS memiliki tingkat penularan yang cukup tinggi untuk menjamin penutupan dalam ruangan dan harus segera melanjutkan kebijakan tersebut. Manhattan, Los Angeles dan San Francisco memenuhi kriteria transmisi, seperti halnya seluruh Negara Bagian Florida, tetapi Chicago dan Detroit tidak.

Sementara itu, Presiden Federasi Guru Amerika Randi Weingarten memuji panduan masker CDC yang baru dalam sebuah pernyataan, menyebutnya tindakan pencegahan yang diperlukan sampai anak-anak di bawah 12 tahun dapat menerima vaksin COVID-19, sehingga lebih banyak orang Amerika di atas 12 tahun mendapatkan vaksinasi.

Panduan CDC sebelumnya untuk sekolah hanya meminta siswa yang tidak divaksinasi untuk memakai masker.

Kendati demikian, rekomendasi CDC yang baru tidak mengikat dan banyak orang Amerika, terutama di negara bagian yang condong ke Partai Republik, mungkin memilih untuk tidak mengikutinya. Setidaknya delapan negara bagian melarang sekolah mewajibkan masker.

Dr Isaac Weisfuse, seorang ahli epidemiologi medis di Cornell University Public Health mengatakan, perubahan itu dibenarkan kendati mungkin akan terjadi resistensi di antara beberapa orang.

"Saya pikir kami akan mendapat pukulan balik karena saya pikir orang mungkin melihatnya sebagai kemunduran," tukas Weisfuse.

Dua bulan lalu, ketika CDC mengumumkan bahwa orang yang divaksinasi lengkap dapat melepaskan penutup wajah mereka, COVID-19 sedang menurun. Vaksinasi COVID-19 telah melambat secara dramatis dan hanya 58 persen orang yang memenuhi syarat yang divaksinasi penuh.

Direktur CDC Dr. Rochelle Walensky mengungkapkan, studi baru menunjukkan orang yang sudah menerima vaksinasi lengkap dan terinfeksi kembali, membawa virus sebanyak orang yang belum divaksinasi, karena dapat menularkan infeksi kepada orang lain.

"Kami merasa penting bagi orang untuk memahami, mereka dapat menularkan penyakit ini kepada orang lain," tukas Walensky.

Terpisah, Pemerintahan Presiden Biden mengkonfirmasi tidak akan mencabut pembatasan perjalanan internasional yang ada, dengan alasan meningkatnya jumlah kasus COVID-19 dan harapan bahwa mereka akan terus meningkat dalam beberapa minggu ke depan, pada Senin lalu.