JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebut tren pertambahan kasus COVID-19 selama seminggu terakhir mulai sedikit menurun. Hal ini merupakan kabar baik.
Tapi sayangnya, tren angka kematian COVID-19 cenderung meningkat. Berdasarkan data Kemenkes, dalam seminggu terakhir, penambahan kematian selalu di atas angka 1.000 per hari.
"Angka kematian yang cenderung mengalami peningkatan selama 7 hari terakhir ini patut dijadikan refleksi bersama. Terlebih sudah 6 hari berturut-turut kematian kita mencapai lebih dari angka 1.000 setiap harinya," ungkap Wiku.
Tingginya angka kematian menjadi PR berat bagi penanganan pandemi. Sebab, untuk menurunkan tingkat kematian COVID-19, membutuhkan lebih banyak kasus yang mengalami kesembuhan.
Apalagi, satu kematian terbilang nyawa. Banyak orang yang kehilangan keluarga dan kerabat akibat penularan COVID-19.
"Ini tidak bisa ditoleransi lagi karena ini bukan sekadar angka, di dalamnya ada keluarga kerabat kolega dan orang-orang tercinta yang pergi meninggalkan kita," ungkap Wiku.
BACA JUGA:
Wiku menuturkan, angka kematian pasien COVID-19 di seluruh provinsi masih menunjukkan tren peningkatan kecuali DKI Jakarta.
"DKI Jakarta per kemarin menunjukkan penurunan yang signifikan dari 268 menjadi 95 kematian dalam sehari," sebut Wiku.
Dia berharap angka penambahan kasus positif harian yang turun dan kesembuhan yang meningkat dalam sepekan terakhir harus diikuti dengan menekan angka kematian.
Diketahui, kasus positif secara nasional mengalami penurunan, di mana semula ada pertambahan 56.757 kasus pada tanggal 15 Juli, menjadi 33.772 pada tanggal 21 Juli atau turun sebesar 40 persen.
Sementara, angka kesembuhan selama 7 hari terakhir menunjukan adanya peningkatan, yaitu sebesar lebih dari 70 persen. Begitu pula dengan persentase kasus aktif terlihat, mulai mengalami penurunan selama 3 hari terakhir.
Kemudian persentase keterisian tempat tidur COVID-19 atau bed occupation ratio (BOR) harian di tingkat nasional juga konsisten mengalami penurunan selama 7 hari terakhir dari 76,26 persenm menjadi 72,82 persen.
"Adanya perkembangan yang baik ini patut diapresiasi. Saya berterima kasih kepada seluruh tenaga kesehatan yang tidak kenal lelah merawat pasien. Juga kepada seluruh pemerintah daerah yang telah bergerak cepat dalam membantu pelaporan pasien serta kontak erat COVID-19," pungkasnya.