JAKARTA - Anggota Tim pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah, mengatakan penambahan lokasi isolasi pasien COVID-19 di hotel-hotel dan flat isolasi mandiri Wisma Atlet Kemayoran ternyata menurunkan tingkat kematian di Jakarta.
Dalam analisis data mingguan, pada 3 pekan terakhir, yakni saat awal masa PSBB jilid II, tingkat kematian di DKI cukup tinggi, yakni 117 kematian di minggu kedua bulan September, 150 kematian di minggu ketiga, dan 145 kematian di minggu keempat.
Sementara tingkat kematian kasus COVID-19 mingguan pada pekan terakhir di DKI turun menjadi 69 kematian.
"Pada pekan terakhir ini, luar biasa penurunan tingkat kematiannya dari pekan sebelumnya, di angka 52,4 persen," ujar Dewi dalam diskusi di Graha BNPB, Jakarta Timur, Rabu, 7 Oktober.
Selama masa PSBB jilid dua berlangsung sejak pertengahan September, DKI memiliki kebijakan untuk menampung pasien COVID-19 tanpa gejala (OTG) isolasi di hotel dan Wisma Atlet.
BACA JUGA:
Dewi mengatakan, pemindahan lokasi isoalasi mendiri dari rumah masing-masing ke hotel atau Wisma Atlet terbukti menurunkan angka kematian dari kasus-kasus positif yang rata-rata bergejala berat.
"Berarti, bentuk intervensi yang coba dilakukan dengan memperkuat dari mulai Wisma Atlet, hotel-hotel mulai ditetapkan, ini berjalan dan terlihat efeknya mengurangi kasus dan fasilitas yang ada di rumah rumah Sakit," tutur Dewi.
Dewi melanjutkan, penurunan tingkat kematian pada pekan ini seiring dengan penurunan pertambahan kasus positif sebesar 0,8 persen. Pekan sebelumnya, akumulasi kasus seminggu sebanyak 8.477 kasus, dan di pekan ini menjadi 8.409 kasus.
Namun, kata Dewi, pertambahan kasus kematian di DKI masih harus terus ditekan. "Harus kita dorong lagi ini agar penurunannya juga jauh lebih tinggi lagi. Kenaikannya kasus di DKI Jakarta sangat tinggi, namun di terakhir sudah mulai agak sedikit menurun. Jadi jangan cuma satu minggu terakhir saja yang menurun," ungkap Dewi.