JAKARTA - Gerakan Black Lives Matter (BLM) semakin meluas. Sabtu, 6 Juni, 20 ribu warga Australia yang tersebar di berbagai kota seperti Sydney turun ke jalan menentang rasisme. Namun, gerakan itu dikritik oleh pemerintah.
Mathias Cormann, Menteri Keuangan Negeri Kanguru menyebut aksi tersebut sebagai hal sembrono dan tak bertanggung jawab. Cormann khawatir aksi tersebut jadi transmisi besar atau klaster baru virus corona di Australia.
"Saya pikir ini sangat egois," kata Cormann, kami kutip dari Reuters, Senin, 8 Juni.
Sebagai Menteri Keuangan, Cormann menyoroti petaka ekonomi yang dapat muncul dari kemunculan klaster baru COVID-19. Saat ini, banyak warga Australia yang telah kehilangan pekerjaan.
BACA JUGA:
Selain itu, secara sosial, warga Australia pun kehilangan kesempatan untuk menghadiri pemakaman kerabat dan keluarga. Dan baginya, segala penderitaan itu tak perlu menjadi lebih buruk.
"Tapi kita malah mengadakan pertemuan massal dengan puluhan ribu orang. Mereka melanggar aturan yang seharusnya berlaku untuk semua orang. Itu benar-benar sembrono dan tidak bertanggung jawab," katanya.
Sejauh ini Australia telah mengonfirmasi 7.257 kasus penularan COVID-19. Di antara itu, terdapat 102 kasus meninggal dunia. Empunya kebijakan pun menyerukan agar warga Australia untuk tetap di rumah sementara waktu dan mematuhi aturan terkait izin perkumpulan untuk kelompok kecil.