Waduh! Tulis Kata 'Rasis' di Twitter yang Muncul Akun Presiden Donald Trump
Tangkapan layar pencarian kata Rasis di Twitter (Aditya/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terbilang cukup sering melontarkan pernyataan kontroversial, apalagi komentarnya terkait aksi unjuk rasa kematian warga kulit hitam, George Floyd. Alhasil tak sedikit warganet, menilai Trump sebagai pemimpin negara yang rasis.

Bahkan jika menuliskan kata 'racist' atau rasis di Twitter, sosok teratas yang muncul berdasarkan hasil pencarian di platform media sosial itu adalah @realDonaldTrump. Tak diketahui, kenapa nama akun Donald Trump diklasifikasikan dalam daftar pencarian orang tersebut.

Seperti dilansir CNET, sejak Jumat, 6 Juni, sejumlah penggguna Twitter memposting akun Trump yang muncul di pencarian teratas kolom 'People' saat menuliskan kata 'racist'. VOI sempat mencobanya dan benar saja hasilnya, nama akun teratas berdasarkan kata tersebut adalah Trump.

Juru bicara Twitter mengatakan, rekomendasi pencarian itu bisa saja terjadi karena algoritma pada platformnya itu merangkum kata kunci yang di mention warganet dan ditujukan ke akun tersebut. Hasilnya media sosial berlogo burung biru itu memunculkan nama akun yang sesuai dengan kata kunci yang dimasukkan. 

Adapun akun-akun selain Trump yang muncul adalah mereka yang memiliki kata kunci 'racist' pada bagian nama atau biodata Twitter-nya. Jadi besar kemungkinan, hal inilah yang membuat nama akun Trump bisa muncul dalam pencarian teratas orang, dengan kata kunci 'racist' di Twitter.

Belakangan Trump sendiri memang sedang bersitegang dengan Twitter. Hal ini menyusul setelah Twitter menyematkan label pengujian fakta 'fact check' di beberapa kicauan Trump. 

Terlebih dalam insiden kematian warga kulit hitam George Floyd, yang memicu akis unjuk rasa dan protes melawan rasisme. Presiden Trump justru kerap mengeluarkan pernyataan-pernyataan kontroversial, yang memicu komentar warganet.

Bahkan Twitter, sempat menyamarkan kicauan Trump karena dianggap melanggar kebijakan platform media sosial itu, salah satunya yang diglorifikasi sebagai ujaran kebencian. Tindakan Twitter ini juga dikritik Trump yang berjanji akan mengeluarkan regulasi terkait sensor perusahaan media sosial seperti Twitter dan Facebook.