Hadapi Taliban, Afghanistan Terjunkan Pasukan Khusus Didikan AS dan NATO
Ilustrasi pasukan khusus Afghanistan. (Wikimedia Commons/Sgt. Audiffred Laboy Cruz)

Bagikan:

JAKARTA - Militer Afghanistan mengerahkan pasukan khusus untuk memburu gerilyawan Taliban, yang beberapa waktu belakangan menyerang pasukan reguler dan polisi Afghanistan. 

Namun, gerilyawan Taliban berhasil melarikan diri dari sergapan pasukan khusus, meninggalkan warga sipil dan tentara reguler Afghanistan yang terluka dan menghilang di kegelapan malam. 

"Kami menerima laporan musuh telah menyusup ke sini dan ingin menggulingkan distrik itu," Mayor Mohammad din Tasir, seorang anggota unit pasukan khusus yang ditempatkan di bekas benteng Taliban di Kandahar, mengatakan kepada Reuters setelah operasi tersebut, seperti dikutip Senin 12 Juli. 

Mayor Mohammad din Tasir, pihaknya menerima laporan yang menyebutkan, sekitar 300 gerilyawan Taliban berada di kawasan tersebut.

"Sayangnya, apa yang kami dengar di laporan dan apa yang kami lihat di tempat kejadian tidak sesuai."

pasukan khusus afghanistan
Ilustrasi pasukan khusus Afghanistan. (Wikimedia Commons/Sgt. Audiffred Laboy Cruz)

Tasir mengatakan, tidak adanya pejuang Taliban menunjukkan klaim gerilyawan Taliban yang menyebut telah menguasai hingga 85 persen wilayah Afghanistan, merupakan klaim yang dibesar-besarkan.

Kendati demikian, ini juga menggarisbawahi kesulitan dalam menghadapi musuh yang mencampuradukkan serangan terbuka di pos pemeriksaan, desa dan kota dengan taktik hit and run, dengan kecenderungan untuk menghindari jatuhnya korban besar.

Pasukan khusus Afghanistan juga dikerahkan ke Kandahar, seiring denga meningkatkan serangan Taliban di kawasan tersebut beberapa pekan terakhir. Dalam minggu terakhir kelompok itu telah maju ke barat negara itu dekat perbatasan dengan Iran dan telah mengepung pusat kota Ghazni. 

Unit pasukan khusus telah dipanggil setelah gerilyawan berusaha menguasai desa Khan Baba di distrik Dand, Kandahar, melepaskan RPG dan tembakan senapan mesin berat ke pasukan keamanan Afghanistan dan polisi setempat.

Para prajurit melakukan perjalanan di bawah kegelapan, menggunakan peralatan penglihatan malam dan bergerak dengan kendaraan Humvee yang memilik beberapa lubang bekas tembakan dalam misi sebelumnya. 

militer afghanistan
Ilustrasi militer Afghanistan. (Wikimedia Commons/FutureTrillionaire)

Ketika mereka tiba, mereka menemukan desa itu sebagian besar ditinggalkan. Serangan udara oleh Angkatan Udara Afghanistan telah membantu mendorong kembali pejuang Taliban

Personil pasukan khusus bergerak cepat dan diam-diam dari rumah ke rumah, masuk melalui pintu dan melompati tembok untuk menemukan sisa-sisa Taliban yang mungkin masih bersembunyi di daerah itu.

Mereka hanya menemukan beberapa penduduk setempat yang kebanyakan berusia lanjut yang mengatakan, penduduk lain telah melarikan diri ketika pertempuran dimulai. Pasukan juga merawat tentara yang terluka dalam bentrokan sebelumnya, kemudian mengevakuasi mereka ke pangkalan militer terdekat.

Seorang pejabat pertahanan Afghanistan mengatakan di Twitter pada Hari Senin, sekitar 26 gerilyawan telah tewas dalam operasi dan serangan udara sehari sebelumnya di dua distrik Kandahar, termasuk Dand. Reuters tidak dapat memverifikasi ini secara independen.

Keputusan Amerika Serikat (AS) dan koalisi pasukan internasional untuk angkat kaki dari Afghanistan setalah 20 tahun, dimanfaatkan Taliban untuk melakukan serangan dan gangguan keamanan terhadap polisi dan tentara Afghanistan, serta pasukan khusus.   

nato
Ilustrasi militer NATO. (Wikimedia Commons/U.S. Department of Defense Current Photos)

Dilatih oleh pasukan AS dan NATO, pasukan khusus Afghanistan direncanakan tetap akan menerima pelatihan, seiring dengan rencana NATO untuk mencari pangkalan untuk pelatihan di Qatar. 

Pangkalan militer menjadi isu penting bagi aliansi pasukan internasional dari 36 negara di Afghanistan, seiring masih adanya 'kewajiban' komitmen strategis NATO untuk melatih pasukan khusus Afghanistan. 

"Kami mengadakan pembicaraan untuk mengalokasikan pangkalan di Qatar, terkait pembangunan tempat pelatihan eksklusif bagi anggota senior pasukan Afghanistan," ungkap seorang pejabat senior NATO di Kabul, Afghanistan, seperti melansir Reuters Selasa 15 Juni. 

Untuk diketahui, komandan pasukan koalisi internasional di Afghanistan Jenderal Austin Miller asal Amerika Serikat, secara resmi melepaskan komandonya pada hari ini, sebagai simbolis akhir salah satu perang terpanjang Negeri Paman Sam.