Bagikan:

JAKARTA - Kolombia adalah rumah bagi sekitar 20 persen spesies kupu-kupu dunia, jumlah tertinggi di dunia, menurut sebuah studi baru yang dirilis oleh Museum Sejarah Alam di London, Inggris.

Sekelompok ilmuwan internasional telah mengidentifikasi 3.642 spesies dan 2.085 subspesies di Kolombia, sebuah negara dengan beberapa keanekaragaman hayati terkaya di dunia yang terletak di Amerika Selatan.

"Lebih dari 200 spesies kupu-kupu dalam sensus ini hanya hidup di Kolombia dan tidak ada di negara lain di dunia," ungkap Blanca Huertas, spesialis kupu-kupu di Museum of Natural History di London, Inggris seperti mengutip Euronews 24 Juni.

"Juga, jika kita kehilangan mereka, tidak ada populasi penyelamat dan akan selamanya," lanjut Huertas, menyerukan perlindungan habitat alami mereka. Huertas mendesak perlindungan kupu-kupu di Kolombia untuk membantu melindungi hutan dan spesies lain yang kurang karismatik.

kupu kupu
Ilustrasi kupu-kupu. (Wikimedia Commons/Md shahanshah bappy)

Para ilmuwan berpartisipasi dalam proyek ini untuk sebagian besar karir mereka, selama perjalanan studi ke Kolombia, serta melalui analisis lebih dari 350.000 foto dan kompilasi bibliografi yang telah ada sejak abad ke-18, sebut Museum of Natural History dalam sebuah pernyataan.

Laporan setebal 300 halaman itu memperjelas, Kolombia sekarang secara resmi diakui memiliki jumlah spesies kupu-kupu paling penting di dunia, posisi yang sudah didudukinya untuk burung dan anggrek, kata museum.

Menurut penelitian tersebut, dua negara Amerika Selatan lainnya, Peru dan Ekuador, mendekati tingkat keanekaragaman hayati lepidopteran yang serupa. Tetapi, untuk saat ini tidak ada publikasi ilmiah yang lengkap di negara-negara ini yang memungkinkan kita untuk mengetahui dengan pasti.

Para peneliti juga menekankan, sensus kupu-kupu di Kolombia masih mengalami kekurangan informasi dan harus dilengkapi dengan penelitian dan penemuan baru.

ilustrasi kupu-kupu
Ilustrasi kupu-kupu. (Wikimedia Commons/Munzil 27)

"Kolombia adalah negara dengan keragaman habitat alami yang besar, geografi yang kompleks dan heterogen. Faktor-faktor ini, ditambah dengan situasi keamanan yang rumit selama abad terakhir di wilayah tertentu, telah membatasi kemajuan eksplorasi lapangan hingga saat ini," terang museum.

Untuk diketahui, banyak wilayah di negara itu telah terkena dampak selama beberapa dekade oleh konflik bersenjata melawan pemberontakan Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC), yang menandatangani perjanjian damai pada 2016. Selain itu, kelompok paramiliter dan perdagangan narkoba juga memicu ketidakamanan.