Kisah Haru di Balik Proses Penciptaan Lagu Kupu-kupu Malam oleh Titiek Puspa
Titiek Puspa (Tangkapan Layar)

Bagikan:

JAKARTA - Titiek Puspa memperingati ulang tahunnya yang ke-85 pada Selasa, 1 November. Untuk merayakan hari ulang tahun sekaligus mengenang kembali perjalanan kariernya, Titiek Puspa berbicara dengan media dan beberapa pelaku industri musik secara virtual.

Ia bercerita bagaimana awal mula dirinya menggeluti dunia musik sejak kecil dan mendapat bayaran pertamanya pada usia 15 tahun. Penyanyi senior dengan kiprahnya yang sudah lebih dari 70 tahun di industri hiburan Indonesia itu dikenal telah menciptakan banyak lagu yang tidak asing bagi telinga masyarakat Indonesia, sebut saja diantaranya Gang Kelinci, Apanya Dong dan Kupu-kupu Malam.

Terkhusus judul lagu terakhir, Titiek bercerita mengenai kisah haru yang menjadi latar belakang terciptanya lagu Kupu-kupu Malam. “Seorang wanita menemui aku. Dia jadi PSK (Pekerja Seks Komersial) karena ditinggal suaminya. Ia ingin insyaf dan bertobat,” kata Titiek.

Lebih jauh, wanita tersebut mengalami kesulitan secara finansial setelah ia bersama anaknya ditinggal oleh sang suami. Karena tidak memiliki keahlian apapun, ia memutuskan dengan berat hati untuk menjadi seorang tuna susila. Namun, wanita tersebut memiliki keinginan besar untuk keluar dari dunia gelap yang dijalaninya dan berharap untuk menemukan seorang suami.

“Kami berdoa bersama. Karena dia Kristen dan saya Islam, dia berdoa dengan menyebut Tuhan Yesus, aku nyuwun Gusti Allah. Seminggu kemudian, ada yang meluk dari belakang, dia sudah menikah dengan pria terhormat,” lanjutnya.

Meski telah menciptakan puluhan lagu, Titiek menganggap bahwa dirinya bukanlah seorang pengarang yang baik. Seperti contoh proses terciptanya lagu Kupu-kupu Malam, ia beranggapan bahwa apa yang dilakukannya hanyalah ‘menangkap suasana’. Apa yang Titiek lihat dan alami, itulah yang menjadi sumber bagi dirinya untuk mencipta lagu.

Dirilis pada tahun 1991, Kupu-kupu Malam merupakan salah satu dari banyak lagu populer yang dibawakan Titiek Puspa. Pada tahun 2008, Noah yang digawangi Ariel melakukan aransemen ulang terhadap lagu tersebut dan dimasukkan dalam album ‘Sebuah Nama, Sebuah Cinta’.