Wartawan Senior Mudya Mustamin 'Memotret' Wajah Musik Indonesia dalam Buku "25 Tahun AMI Awards"
Buku "25 Tahun AMI Awards - Memotret Wajah Musik Indonesia" karya Mudya Mustamin (Foto: Istimewa)

Bagikan:

JAKARTA - Tahun ini, AMI Awards menginjak usia yang ke-25. Bertepatan dengan gelaran malam puncak ajang penghargaan musik tertinggi di Tanah Air itu, Kamis kemarin, sebuah buku yang berisi potret perjalanan AMI Awards dirilis.

"25 Tahun AMI Awards - Memotret Wajah Musik Indonesia", demikian judul buku tersebut, ditulis oleh wartawan senior, Mudya Mustamin. Berdasarkan keterangan yang diterima redaksi, proses penggarapannya hanya sekitar satu setengah bulan.

Dari mulai proses wawancara para narasumber utama - beberapa di antaranya adalah Titiek Puspa, Tantowi Yahya, Ike Nurjanah, Armand Maulana dan Syaharani - melakukan riset data nominasi dan penerima penghargaan dari tahun ke tahun, penulisan naskah hingga pengolahan tata letak semua dilakukan secara sat set sat set layaknya 'Proyek Sangkuriang'.

Sekitar dua minggu yang tersisa, dikosongkan khusus untuk proses cetak. Penulis menargetkan, saat malam puncak AMI Awards digelar pada 13 Oktober 2022, buku ini sudah menghiasi selebrasi tahunan bertabur bintang itu.

"Adalah sebuah kebanggaan diberi kepercayaan untuk menyusun dan menulis buku ini. Setelah terlibat sebagai salah satu anggota tim kategorisasi sejak 2006 silam, kali ini mendapat tugas menjadi bagian dari selebrasi 25 tahun perjalanan seru AMI Awards," kata Mudya Mustamin, dalam unggahannya di media sosial.

"Satu yang pasti, buku ini tentunya masih jauh dari sempurna. Tapi momentum 25 tahun menjadi awal yang baik untuk mulai mengumpulkan dan menata kembali serakan serpihan sejarah penting AMI Awards. Semacam kaleidoskop perjalanan seru dari sebuah ajang pemberian penghargaan musik paling bergengsi di Tanah Air," lanjut dia.

Sementara itu, Ketua Umum Yayasan Anugerah Musik Indonesia (AMI Awards), Candra Darusman mengungkap dalam keterangan yang sama, kehadiran buku ini dimaksudkan untuk mensyukuri kerja keras dan prestasi AMI Awards dalam memperjuangkan eksistensinya selama 25 tahun.

"Sekaligus mendokumentasikan prestasi insan musik, sebagai aset arsip sejarah. Semoga buku ini juga bisa memberi manfaat, pencerahan dan pemahaman bagi berbagai kalangan, khususnya di lingkup industri musik Tanah Air tentang visi misi AMI Awards," beber Candra Darusman.

Senada, Mudya menegaskan, masyarakat luas - dan khususnya para praktisi serta pelaku musik - berhak mengetahui dan memahami perjuangan nyata para pendiri dan pengurus dalam mempertahankan eksistensi AMI Awards. Di balik gemerlapnya panggung malam puncak acara akbar ini, dan di antara derasnya kritikan dan cibiran yang kerap menyertai.

"Semoga apa yang saya tuangkan di sini cukup mewakili highlight perjalanan AMI Awards yang sangat bersejarah," harap pengasuh media daring khusus musik rcok dan metal bernama Musikeras ini.

Buku "25 Tahun AMI Awards - Memotret Wajah Musik Indonesia" hanya dicetak 100 eksemplar dengan kemasan eksklusif hard cover dan halaman full colour.