MEDAN - Sebanyak 18 santri rumah Ma'had Tahfiz Alquran di Jalan Gaperta Ujung, Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan dinyatakan positif COVID-19 berdasarkan hasil swab PCR.
Camat Medan Helvetia, Andy Mario Siregar, menjelaskan, kluster Rumah Tahfiz Alquran muncul setelah salah seorang pengajar di sana kembali dari Jawa dan juga Tapanuli Selatan (Tapsel).
"Ada guru mereka melakukan perjalanan dari Solo, Jawa terus pergi lagi ke Tapsel. Pulang dari Tapsel nggak enak badan. Setelah itu Kamis pekan lalu melakukan swab PCR di RS USU dan hasilnya positif," ujar Andy, Kamis 1 Juli.
Selanjutnya dilakukan swab PCR terhadap seluruh penghuni rumah Tahfiz Alquran di Puskesmas Helvetia.
"18 (orang) ternyata positif. Senin di swab, dapat hasilnya kami lapor ke Pak Wali, rupanya udah 18. Jadi pak wali tadi meninjau dan melihat anak-anak ini, awalnya mereka tidak mau isolasi mandiri ditempat lain, (mau) di tempat itu," ungkapnya.
Karena mereka yang terpapar COVID-19 berasal dari satu rumah atau tempat tinggal, maka tidak ada dilakukan isolasi lingkungan.
"Bukan isolasi lingkungan, kebetulan, gimana ya, kalau isolasi lingkungan itu kan satu lingkungan sudah ada terpapar kurang lebih dari 5 Rumah, kan begitu. Kebetulan yang dapat kami kluster seperti pesantren gitu. Tahfiz Alquran dia," ujar dia.
BACA JUGA:
Berdasarkan keterangan pemilik Rumah Tahfiz itu, santri di sana adalah anak yatim putri.
"Total ada 24 orang di sana, swab PCR 24 orang, 18 positif, 6 negatif," katanya.
Ke-18 santri yang dinyatakan positif COVID-19 sempat menolak untuk diisolasi atau dirujuk ke rumah sakit. Menurut dia, lokasi Rumah Tahfiz tersebut tidak cocok untuk dijadikan sebagai tempat isolasi mandiri.
"Di sana hanya ada 3 kamar, yang positif ada 18, gak bisa di sana jadi lokasi isolasi mandiri," pungkasnya.