Populer dan Memiliki Harga Tinggi di Jepang, Petani Semangka Persegi Hias Tinggal 7 Orang
Semangka persegi hias. (Wikimedia Commons/Jazreel Chan)

Bagikan:

JAKARTA - Petani Jepang mulai memanen dan mengirim semangka persegi hias ke pedagang grosir untuk periode tahun 2021 pada Rabu 30 Juni lalu, yang diharapkan akan berlanjut sampai Juli mendatang.

Berasal dari Provinsi Zentsuji, semangka persegi hias merupakan buah yang 'aneh' tetapi memiliki harga tinggi. Tahun ini, harga per buahnya rata-rata mencapai sekitar 10 ribu yen atau 90 dolar Amerika Serikat, sekitar Rp1,3 juta.

Disebut aneh, karena semangka persegi dipanen saat masih mentah, tidak dapat dimakan dan umumnya dibeli sebagai hiasan di tempat-tempat seperti department store dan toko buah.

Dibentuk menjadi kubus sekitar 18 sentimeter, semangka persegi ditanam dalam wadah plastik transparan yang terbuat dari rangka besi, memungkinkan sinar matahari yang cukup. Pengembangan semangka ini dimulai puluhan tahun yang lalu, dengan tujuan menciptakan buah yang mudah disimpan di lemari es.

semangka persegi
Ilustrasi semangka persegi. (Wikimedia Commons/Csman)

Mirisnya, meski terbilang populer dan memiliki harga mahal, jumlah petani semangka persegi hias terus menurun drastis, hingga kini tersisa tujuh orang saja karena kurangnya penerus.

Tahun ini, panen terpaksa dilakukan seminggu lebih lambat, akibat suhu rendah sejak April lalu yang melanda Jepang. Kendati demikian, rata-rata buah ini memiliki berat mencapai 6 kilogram. 

"Saya berharap orang-orang akan senang melihat semangka ini dan menghilangkan panasnya musim panas," kata Toshiyuki Yamashita, 73, yang turut mengembangkan semangka persegi bersama ayahnya, seperti mengutip Kyodo News.

Melansir Atlas Obscura, Kota Zentusji di Prefektur Kagawa adalah pusat industri semangka persegi Jepang, dan banyak laporan memuji seorang petani lokal yang mengembangkan ide tersebut pada 1980-an. 

semangka persegi
Semangka persegi di toko buah. (Wikimedia Commons/Cat)

Namun, pada tahun 1978, seorang ahli hortikultura dan seniman Jepang bernama Tomoyuki Ono mengajukan permohonan untuk mematenkan 'proses pencetakan buah alami'. Ono menemukan melon yang ditempatkan di 'bingkai cetakan transparan', akan tumbuh sesuai dengan penutupnya. Dan dia memamerkan karyanya di pameran galeri. 

Ketika semangka persegi memasuki pasar pada tahun 1979, mereka dijual seharga sekitar 20 dolar Amerika Serikat per buah di Tokyo, dibandingkan dengan 9 dolar Amerika Serikat untuk semangka biasa, menurut laporan United Press International pada saat itu.

Meskipun paten Ono mengklaim bahwa 'rasa buah yang dicetak tidak kalah dari buah alami', semangka persegi saat ini biasanya lebih untuk dilihat daripada dimakan. Sebab, buah ini dipanen sebelum benar-benar matang dan sebagian besar berfungsi sebagai hadiah dekoratif.