Bagikan:

JAKARTA - Lonjakan kasus COVID-19 di Jakarta terus terjadi. Pemerintah kembali menambah satu lokasi isolasi terkendali bagi pasien terkonfirmasi COVID-19, yakni Rumah Susun Pasar Rumput, Jakarta Selatan.

"Di Pasar Rumput kita akan menambah kapasitas isolasi sekitar 3.000 (tempat tidur)," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers virtual yang ditayangkan Youtube Kementerian Kesehatan, Jumat, 25 Juni.

Sebelumnya, pemerintah menetapkan Rumah Susun Nagrak, Cilincing, Jakarta Utara sebagai lokasi isolasi pasien COVID-19. Ada empat tower yang disiapkan di Rusun Nagrak dengan kapasitas 4.000 tempat tidur.

Satu kamar di Rusun Nagrak bisa diisi empat pasien. Pengelolaan tempat isolasi Rusun Nagrak ada di bawah kendali di bawah Pangdam Jaya yang sekaligus juga Pangkogaskabpadm serupa dengan pengelolaan Wisma Atlet.

"Rusun Nagrak bisa diisi sekitar 4.000, tapi kita akan memulainya 2.000 (tempat tidur) dulu. Jadi, ada 7000 tempat tidur isolasi tambahan," ujar dia.

Budi menambahkan, penyediaan dua rumah susun ini dilakukan untuk menunjang penyediaan isolasi pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran dan Pademangan.

"Kita tahu, Wisma Atlet yang tadinya ada 5.994 sudah kita naikan sampai ke level 7.000 (tempat tidur). Tapi, karena kasus konfirmasinya naik terus, itu pun semakin hari semakin penuh. Jadi kita sudah menambah dua tempat isolasi baru," jelasnya.

Kemudian, pemerintah berencana memindahkan pasien COVID-19 dengan kategori orang tanpa gejala (OTG) dan bergejala ringan yang sebelumnya ada di Wisma Atlet ke Rusun Nagrak dan Pasar Rumput.

"Sehingga Wisma Atlet yang fasilitasnya sudah ada lebih lama, kita upgrade untuk juga bisa menangani yang kondisinya menengah. Sedangkan, kondisi berat tetap kita arahkan ke rumah sakit," ungkap Budi.

Budi berpesan, masyarakat yang terkonfirmasi positif dengan gejala ringan dan OTG masih bisa melakukan isolasi mandiri di rumah atau isolasi terpusat di Rusun Nagrak atau Pasar Rumput.

"Dengan demikian, kita harapkan bahwa kapasitas layanan kesehatan baik itu yang orang tanpa gejala maupun orang yang dengan gejala ringan menengah berat itu bisa kita atur dengan lebih baik," pungkasnya.