JAKARTA – Wakil Ketua MPR RI Ahmad Muzani mengecam keras atas tewasnya Marasalem Harahap wartawan media online di Sumatera Utara. Ia mendesak polisi menuntaskan perkara ini dan pihak Komnas HAM membentuk Tim Pencari Fakta.
Hal senada juga pernah diungkap banyak pihak agar kasus ini segera dituntaskan. Suara serupa sudah diutarakan Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh, lalu Ketua DPD DRI La Nyalla Mattalitti, Ketua LPSK Hasto Atmojo Suroyo dan beberapa tokoh lainnya.
“Penyelidikan kasus ini harus dilakukan serius dan tuntas. Apa pun latar belakang kejadiannya. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) perlu turun tangan untuk membentuk tim pencari fakta,” kata Ahmad Muzani ketika menerima Ketua Umum Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Firdaus dan beberapa fungsionaris organisasi di rumahnya, Islamic Village, Kelapa Dua, Tangerang, Minggu, 20 Juni.
Menurut Ahmad Muzani yang juga politisi Partai Gerindra ini, peristiwa penembakan yang menimpa Marasalem Harahap (42), wartawan dan dan Pemimpin Redaksi LasserNewsToday.com itu bukan hanya pembuhuan terhadap Marasalem Harahap alias Marsal, tetapi melukai banyak hal, terutama kalangan pers, dan demokrasi. “Pembunuhan ini juga merupakan ancaman terhadap negara,” kata Ahmad Muzani didampingi Wasekjen Girindra Ahmad Jojon Novandri.
Menurut Firdaus, penembakan yang menewaskan Marsal ini bukan semata-mata kejahatan biasa, tetapi perbuatan keji yang berdampak luas terhadap perkembangan demokrasi.
“Penembakan itu selain membunuh orang pers, juga mengancam karakter demokrasi yang dikembangkan oleh pers. Kita tahu pers adalah pilar ke-4 demokrasi yang selain mengontrol jalannya demokrasi, juga pelaksana demokrasi,” kata Firdaus yang didampingi Sekretaris Jenderal SMSI Mohammad Nasir, dan anggota Dewan Penasihat SMSI Pusat Ervik Ary Susanto.
Diusut Tuntas
Muzanisepakat dengan sikap Firdaus bahwa Kepolisian harus segera menyelesaikan secara tuntas penanganan kasus penembakan Marsal. Tidak ada alasan lagi kasus penembakan orang tidak diusut. “Harus diusut tuntas. Adili pelakunya,” kataMuzani.
Sebelumnya Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh, Sabtu, 19 Juni juga mengecam penembakan terhadap Marsal. “Sebuah kabar duka kembali mewarnai kehidupan pers Indonesia. Pemimpin Redaksi LasserNewsToday, Marasalem Harahap meninggal dunia Sabtu Juni 2021,” demikian surat pernyataan Dewan Pers yang ditandatangani Mohammad Nuh.
Nuh juga mendesak aparat kepolisian segera menyelidiki kasus ini secara serius dan seksama. “Pelaku dan motif pembunuhan harus diungkapkan. Rasa keadilan keluarga Mara Salem Harahap juga harus ditegakkan.”
Nuh menghimbau agar segenap komunitas pers Sumatera Utaramemperhatikan masalah pembunuhan Marsal dan secara proporsional membantu aparat kepolisian untuk mencari bukti-bukti dan mengungkap fakta.
Dua Luka sebelum Tewas
Mara Salem ditembak orang yang belum diketahui identitasnya, di dalam mobilnya yang diperkirakan dalam perjalanan pulang menuju rumahnya di Desa Karang Anyar, Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun. Marsal mengalami dua luka sehingga nyawanya tidak tertolong.
Kasus penembakan Marsal pekan ini bukan satu-satunya. Sebelumnya terjadi beberapa kali penyerangan terhadap awak media di Sumatera.
Menurut catatan, pada 29 Mei 2021 terjadi kasus pembakaran rumah Abdul Kohar Lubis wartawan Linktoday.com di Kota Pematang Siantar.
Kemudian 31 Mei, mobil jurnalis Metro TV Pujianto dibakar oleh orang yang tidak dikenal di Sergai. Kemudian 13 Juni 2021, rumah orangtua wartawan di Binjai juga dibakar oleh orang tidak dikenal.
Dalam surat pernyataan Dewan Pers, 19 Juni 2021, dijelaskan, semua pihak yang merasa dirugikan pers agar menempuh prosedur penyelesaian sengketa pers seperti yang telah diatur dalam Undang-undang Pers No. 40 Tahun 1999, dan Peraturan Dewan Pers.
Sementara itu Dewan Pers juga meminta segenap unsur pers nasional untuk senantiasa mengutamakan keselamatan diri dan menaati Kode Etik Jurnalistik (KEJ) dalam menjalankan tugas sebagai wartawan.