JAKARTA - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) sudah meminta keterangan dari dokter forensik Rumah Sakit Polri yang mengautopsi jenazah enam laskar khusus pengawal Rizieq Shihab.
Ketua tim penyelidikan Komnas HAM, Choirul Anam menyebut terdapat perbedaan kesaksian mengenai kondisi luka penembakan terhadap jenazah antara keluarga enam laskar dan dokter Polri. Namun, kata Anam, perbedaan keterangan antara dua pihak merupakan hal yang wajar.
"Pasti tidak ada kesamaan. Kalau ditanya apakah ada perbedaan antara satu dengan yang lain, harusnya berbeda. Kalau tidak berbeda malah aneh," kata Anam di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Kamis, 17 Desember.
Anam menjelaskan, keterangan bisa berbeda karena kedua pihak melihat kondisi jenazah dalam waktu yang juga berbeda. Hal ini disimpulkan Anam berdasarkan penanganan kasus lain oleh Komnas HAM sebelumnya.
"Kondisi jenazah yang umurnya satu jam dengan yang umurnya satu hari, pasti akan berbeda. Apakah sudah keluar lebam pada mayat atau tidak, pasti berbeda," jelas Anam.
BACA JUGA:
"Kedua, kondisi tubuhnya sendiri. Kalau tubuhnya kebanyakan makanan tertentu yang mempengaruhi nutrisi, gizi, situasi, alam, dan sebagainya, itu akan memengaruhi model dan perubahan-perubahan di jenazah," lanjut dia.
Anam mengaku dokter Polri juga menunjukkan sejumlah foto yang menggambarkan kondisi jenazah enam laskar khusus FPI sebelum dan sesudah autopsi. Namun, Anam enggan membeberkan keterangan tersebut.
"Kami ditunjukan foto pertama kali sebelum tindakan dan itu adalah posisi paling penting, sehingga memang ya itu menunjukkan originalitas. Tapi kami tidak bisa menyebutkannya saat ini, karena kami harus mengkonsolidasi lagi data yang kami punya," ujar dia.