Soal Megawati Soekarnoputri Dapat Gelar Profesor Kehormatan, Ini Pendapat Pakar
Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri saat menerima gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Negeri Padang (UNP), Sumatera Barat, pada 27 September 2017. (Foto: Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Universitas Pertahanan RI yang rencananya akan mengadakan sidang senat terbuka pada Hari Jumat, 11 Juni dalam rangka pengukuhan gelar Profesor Kehormatan (Guru Besar Tidak Tetap) Ilmu Pertahanan Bidang Kepemimpinan Strategik pada Fakultas Strategi Pertahanan Universitas Pertahanan RI kepada Ibu Megawati Soekarnoputri, perlu diapresiasi.

Pengukuhan Dr (HC). Hj. Megawati Soekarnoputri atau Dr (HC). Hj. Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri, dianggap sudah tepat dan layak, karena perjuangannya sangat besar dalam kemajuan demokrasi di Indonesi. Megawati dianggap sukses menuntaskan konflik sosial yang terjadi di Ambon dan di Poso.

Selain itu, Megawati juga sukses membangkitkan kembali pariwisata Bali pasca diluluhlantakan oleh peristiwa Bom Bali dan penyelesaian permasalahan TKI di Malaysia.

Semua dilakukan pada era pemerintahan Megawati menjadi Presiden RI yang saat itu Indonesia mengalami krisis multidimensi, dan beliau sukses mengatasi krisis tersebut.

"Hal ini terbukti, melalui pendidikan sosial politik yang baik, pada era pemerintahan beliau pertama kali diadakan pemilihan presiden secara langsung, dan beliau kalah tanpa adanya kericuhan," kata pakar Prof. Dedi Hermon di ruang kerjanya, Kamis, 10 Juni.

Dia melanjutkan, selain itu, dan tidak bisa dipungkiri adalah, Megawati merupakan satu-satunya Presiden perempuan di Indonesia, yang pada masanya merupakan “ibu” dari seluruh mahasiswa Indonesia.

Jasa-jasa Megawati, tambahnya, selain memajukan pendidikan di Indonesia, juga memberikan pendidikan politik yang baik dengan konsekuen berdasarkan Pancasila, hal itu diaplikasikan pada seluruh anak-anak bangsa yang menjadi kader partai yang beliau pimpin.

"Strategi kepemimpinan yang terstruktur, bicara seperlunya, tidak mudah terpancing dengan segala hasutan dan isu-isu, menjadi landasan yang kuat untuk ketenangan dan kenyamanan Nasional," kata dia.

Dia mengatakan, pemberian gelar Profesor (HC) di Indonesia, pada masa lalu juga telah dilakukan, yaitu pengukuhan Buya Hamka untuk menerima gelar Profesor oleh Universitas Prof. Dr. Moestopo.

"Jadi ini jangan dijadikan santapan polemik untuk berpolitik, sehingga menimbulkan praduga yang macam-macam, sehingga menganggu ketenangan dan kenyamanan Nasional. Apresiasi yang besar patut di berikan pada Universitas Pertahanan RI, yang sukses memilih salah satu putri Indonesia yang terbaik dan mempunyai strategi kepemimpinan yang selalu berlandasan Pancasila secara utuh, sehingga ide, tindakan, dan sikap beliau memberikan perubahan tentang konsep dan strategi pendidikan di Indonesia, terutama dalam beberapa dekade terakhir," sambung Prof. Dedi Hermon.