Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, kasus penyebaran COVID-19 di Indonesia sejak 7 Mei yang lalu terus mengalami penurunan, meski tidak drastis.

"Keadaan peta COVID-19 per 7 Mei ada kecenderungan angka kasus terjadi di Indonesia mengalami penurunan walaupun tidak terlalu drastis," kata Muhadjir dalam konferensi pers secara daring yang ditayangkan di akun Sekretariat Presiden, Jumat, 8 Mei.

Sebab, kata dia, penambahan kasus baru di Indonesia tidak sampai menembus 500. Hal ini yang memperngauri semakin turunnya kasus penyebaran. Pemerintah berharap, kedepan kasus ini akan terus menurun.

"Kami bersyukur karena angka kasus kita rata-rata masih rendah dan bisa dilihat kasus perhari di bawah 500. Sementara untuk kesembuhan semakin tinggi sudah mendekati 300 perhari dan angka kematian landai tidak ada penambahan yang cukup drastis," jelas dia.

Meski begitu, Muhadjir mengamini kasus COVID-19 di Indonesia tertinggi kedua di wilayah Asean, yakni di bawah Singapura. Hanya saja menurutnya, hal ini tak perlu dibesar-besarkan.

Mengingat, di wilayah Asean, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang cukup banyak dibanding negara manapun termasuk Singapura.

"Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk tentu saja sebetulnya angka ini tidak istimewa karena jumlah penduduk kita 236 juta dibandingkan Filipina yang sekitar 110 juta apalagi Singapura yang 6 juta orang," tegasnya.

Selain itu, Indonesia hingga saat ini tak pernah mengalami penambahan jumlah pasien positif di atas 1.400 orang seperti di Singapura.

Sehingga, berdasarkan kenyataan tersebut, pemerintah memastikan jika gambaran penyebaran virus ini tidak seperti yang terjadi di Eropa dan Amerika.

Dia bahkan mengatakan, kondisi yang tidak ekstrim inilah yang menjadi acuan pemerinyah dalam membuat skenario penanganan COVID-19 ke depannya.

"Jadi semuanya landai-landai dan mudah-mudahan ini akan terus berlangsung dan akan makin turun sehingga bisa mempercepat proses penanganan COVID-19 dan menangani dampak terhadap COVID," ujarnya.