Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah telah membuka kembali sektor pariwisata di tengah pandemi COVID-19. Bahkan, pemerintah mengklaim pandemi dapat diatasi dengan baik meskipun tempat wisata di Bali dan Banyuwangi telah dibuka.

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, selama pembukaan objek wisata, angka penyebaran COVID-19 di Bali justru mengalami penurunan. Padahal pariwisata di daerah tersebut telah dibuka sejak dua pekan lalu.

"Kami bersyukur ternyata setelah dua pekan angka COVID-19 di Bali menurun. Tidak terjadi apa-apa. Jadi saya optimis kita tidak ada second wave," tuturnya, dalam Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional Rakerkonas APINDO 2020, Jakarta, Kamis, 13 Agustus.

Luhut mengatakan, kalaupun terjadi second wave atau gelombang kedua penyebaran COVID-19, pemerintah memiliki fasilitas yang dapat digunakan untuk penanganan wabah ini.

"Saya selalu punya kontigensi. Saya pikir Wisma Atlet itu kita masih punya fasilitas sampai berapa ribu untuk penanganan (COVID-19)," jelasnya.

Tidak Takut Terjadi Outbreak

Pembukaan tempat wisata di tengah pandemi, membuka peluang penyebaran COVID-19 di area wisata tersebut. Namun, Luhut mengaku, tak takut akan terjadi penyebaran virus atau outbreak di daerah wisata. Sebab, outbreak sudah terjadi saat Hari Raya Idulfitri atau Lebaran.

"Kalau terjadi outbreak sebenarnya itu sudah harus terjadi pada saat Lebaran kemarin, itu saya takut terus terang saja. Jadi saya itu sebenarnya sangat takut, pada saat selesai lebaran. Karena bagaimanapun suka tidak suka yang pulang kampung itu banyak dan itu kembali (ke Jakarta). Tapi kita Alhamdulillah saya pikir (pandemi) terkendali," tuturnya.

Daerah Punya Cara Penanganan COVID-19 Sendiri

Luhut mengatakan, pengendalian penyebaran COVID-19 di Bali menggunakan pendekatan yang berbeda yaitu dengan kearifan lokal. Informasi yang didapatnya, Gubernur Bali menggunakan minuman herbal untuk menjaga daya tahan tubuh.

"Gubernurnya mengatakan ada herbal daerah, meminum arak dari mereka. Entah benar entah tidak, yang penting kelihatan turun, saya dukung saja lah," ujarnya.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini yang menggunakan jus herbal dari manggis untuk pasien positif COVID-19.

"Yang seperti ini menjadi yang tidak dihitung oleh orang asing bahwa di Indonesia banyak hal-hal yang aneh. Bahkan disebutkan kita membohongi," tuturnya.