Luhut Kaji Bangun Rumah Sakit Internasional di Pulau Bali
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. (Foto: Instagram @luhut,pandjaitan)

Bagikan:

JAKARTA - Sektor pariwisata menjadi yang terdampak pandemi COVID-19. Untuk memulihkan sektor ini, pemerintah secara bertahap telah membuka daerah wisata. Bahkan, pemerintah juga sedang menyiapkan program untuk pariwisata.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengaku, pihaknya sedang mengatur skema untuk pemulihan pariwisata Indonesia, terutama di Bali. Rencananya, pemerintah akan membuat orang asing atau bule bekerja dari jarak jauh di Bali.

"Misalnya di Bali. atau bule di bidang teknologi atau IT mungkin mereka bisa work from Bali, itu sedang kami pikirkan dan kami dorong. Tinggal aturannya kami buat," katanya, dalam Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional Rakerkonas APINDO 2020, Jakarta, Kamis, 13 Agustus.

Dampak COVID-19 pada pariwisata di Bali, kata Luhut, cukup signifikan. Bahkan, data BPS menunjukan kunjungan wisatawan mancanegara pada Mei turun hingga 86,9 persen year on year (yoy). Sedangkan, BI mencatat realisasi devisa pariwisata pada Mei mengalami kontraksi hingga minus 97,3 persen yoy.

Berdasarkan data BPS, 60 persen wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia berwisata ke Bali. Pariwisata Bali juga menyumbang 28,9 persen devisa pariwisata nasional sejumlah Rp75 triliun. Karena itu, Bali dianggap memiliki porsi cukup besar baik dari kunjungan maupun sumbangan devisa.

Luhut berujar, untuk menarik minat WNA untuk datang dan bekerja dari Bali, pemerintah sedang mengkaji pembangunan rumah sakit internasional di Pulau Dewata. Pembukaan rumah sakit internasional itu juga akan jadi jalan reformasi industri farmasi di Indonesia.

Bahkan, nantinya pemerintah juga mengkaji pembuatan visa khusus agar dapat berkegiatan di Indonesia. Hal ini untuk, memberikan kemudahan akses masuk bagi orang-orang yang bisa masuk ke Indonesia, termasuk dokter internasional.

"Jadi orang yang, dokter-dokter yang kelas 1 bisa praktik dan teknologi transfer dengan dokter kita sehingga kita tidak habiskan pengobatan ke luar negeri. Dan sudah pertimbangkan itu untuk orang-orang spesifik, kerjanya saya kira tidak perlu," ucapnya.

Luhut mengatakan, pemulihan sektor pariwisata akibat pandemi membutuhkan waktu yang tidak singkat. Ia memperkirakan pariwisata pulih paling cepat dalam kurun waktu 10 bulan.